Camat: Tak Masalah PKL Dibuang

Jumat, 06 Februari 2015 - 08:16 WIB
Suasana Pasar Tuah Serumpun Kecamatan Tualang. Tampak pedagang kaki lima masih berjualan di lokasi lama tempat parkir, padahal sudah pernah digusur oleh petugas, Kamis (5/2).

SIAK (HR)-Pedagang kaki lima pasar Tuah Serumpun, Km 4 Perawang memilih bertahan di lokasi lama. Mereka enggan pindah ke terminal eks dan lantai 2 pasar Tuah Serumpun. PKL menilai tempat baru akan mengeluarkan biaya besar, sementara pembeli lebih sedikit dibanding tempat lama.

Seorang pedagang buah, Yahya (45) yang ditemui di pasar, Kamis (5/1) mengaku dirinya dan PKL lainnya kompak memilih bertahan berdagang di lokasi lama. Pasalnya tidak ada yang menjamin lokasi baru bisa mengundang pembeli. "Masalah pindah belum pasti lagi, kami kompak bertahan di sini," ujarnya.

Selain itu, alasan kuat mereka bertahan, karena di lokasi ini para PKL hanya mengeluarkan Rp3 ribu per hari, uang retribusi dan kebersihan. Sementara di lokasi baru diperkirakan akan banyak pungutan. Aplagi lokasi baru dianggap tidak berpotensi untuk memaparkan barang dagangannya.

"Saya sudah melihat lokasi baru yang disediakan investor. Palingan hanya ada 20 pedagang, 15 pedagang sayur, 2 pedagang ikan asin, dan tiga pedagang ikan basah. Semuanya pedagang baru, tak satupun pedagang yang saya kenal," ujar pedagang buah yang mengaku telah 5 tahun berjualan di kaki lima pasar Tuah Serumpun itu.

"Saat malam saya ke sana, pasar baru itu sepi, paling satu dua pembeli yang datang. Jadi sangsi kami pindah, bisa jadi kami rugi. Waktu ramai, tanggal muda atau hari libur, kotor saya bisa mendapat Rp3 juta, kalau sepi paling Rp1 juta," ujarnya.

"Kalau pindah ke lokasi baru, bisa saja jualan saya hanya balik modal atau bahkan rugi," jelas pedagang buah ini menggambarkan ketakutannya pindah ke lokasi baru.

Pindah ke lokasi baru, baik eks terminal, lantai 2 pasar Tuah Serumpun atau lokasi yang disediakan investor dinilai sama, pembeli susah menjangkau. Meski sebelumnya para pedagang sudah membuat kesepakatan mau pindah ke lantai dua pasar Tuah Serumpun, namun PKL kembali berpikir potensi berjualan di situ.

Pantauan lapangan, sekitar pukul 14.30 WIB, tampak areal parkir pasar sesak dengan PKL, layaknya pasar tradisional PKL tersusun lurus dan rapat. Sementara, lantai 2 pasar Tuah Serumpun tampak tidak ada aktivitas. Banyak kios pintunya terbuka lebar, bagian belakang terlihat jorok dan tercium aroma tidak sedap. Terlihat 4 anak jalanan sedang tertidur pulas di satu kios, dengan rambut berdiri dan dicat, sementara alas kain dan sampah berantakan di sekelingnya.

Dibuang Tidak Masalah

Sementara itu Camat Tualang, Zulkifli  saat dikonfirmasi menjelaskan, keberadaan PKL di Pasar Tuah Serumpun KM 4 Perawang ilegal. Makanya penertiban yang dilakukan pemerintah harus dilakukan, bahkan ia sempat mengeluarkan pernyataan tegas. "Catatan, PKL bukan pedagang di kios dan belakang pasar. Kalau PKL dibuang saja juga tidak masalah, mereka tidak memiliki izin, keberadaannya ilegal," kata Zulkifli.

Ia mengaku pihaknya telah lelah melakukan penertiban. Saat Satpol PP datang ke pasar PKL tidak ada, dan saat Satpol PP pulang para PKL mulai buka lapak.

"PKL tampaknya kucing-kucingan, saat Satpol PP kontrol ke pasar mereka tidak ada, tidak mungkin Satpol PP 24 jam ngepos di pasar," kata Camat.
"Kita sudah akomodir keinginan PKL, tidak mau ke lahan investor kita carikan lahan pemerintah di eks terminal. Mereka minta di lantai dua pasar Tuah Serumpun, kami pertemukan dengan investor pemilik bangunan dan ada kesepakatan. Kenyatannya sekarang mereka tidak juga mau pindah ke lantai dua," kata Camat. ***

Editor:

Terkini

Terpopuler