PEKANBARU (riaumandiri.co)-Sidang gugatan warga negara atau Citizen Law Suit terkait bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan Riau tahun 2015 lalu, kembali digelar di Pengadilan Sidang Negeri Pekanbaru, Rabu (20/4). Dalam sidang tersebut, kedua belah pihak sepakat melakukan mediasi.
Sementara itu dari Kabupaten Bengkalis, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih terus meluas. Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Siak Kecil. Dari pantauan udara, ditemukan setidaknya ada enam titik api. Sedangkan lahan yang terbakar telah mencapai puluhan hektare.
Terkait sidang gugatan warga, kedua belah yakni penggugat dan tergugat, sama-sama sepakat menunjuk hakim Achmad Setyo Pudjoharsoyo, yang juga Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru, untuk memimpin mediasi.
"Mediasi paling lama dilakukan 30 hari. Silahan digunakan waktu itu semaksimal mungkin," ungkap Hakim Ketua Pudjo dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Hakim.
Dalam sidang kemarin, sebagian besar pihak tergugat memberikan kuasa pada perwakilannya untuk mengikuti persidangan yang digelar di Ruang Cakra PN Pekanbaru tersebut. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, diwakili oleh empat Jaksa Pengacara Negara dari Kejaksaan Tinggi Riau.
Tergugat lainnya, yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, diwakili oleh Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum dan Biro Hukum KemenLHK. Untuk tergugat Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, diwakili oleh empat kuasa hukumnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) kembali mangkir dari persidangan. Selanjutnya Menteri Kesehatan dan Gubernur Riau terlihat hadir masing-masing diwakilkan kepada kuasa hukumnya.
Menurut Hakim Ketua Pudjo, kehadiran pihak tergugat merupakan hak, bukan kewajiban. Namun jika tetap tidak hadir meskipun telah disampaikan surat jadwal sidangnya, maka akan ada konsekuensi dan sanksi sesuai aturan yang berlaku. "Salah satunya adalah kita anggap mereka tidak mempunyai itikad baik," tegas Pudjo lebih lanjut.
Sementara itu, untuk mediasi ia turut mengingatkan baik kepada pihak penggugat maupun tergugat agar selalu hadir selama mediasi dilangsungkan. Menurut Pudjo, beberapa hal yang memungkinkan bahwa pihak tidak beritikad baik adalah ketidakhadiran berulang-ulang sehingga mengganggu jadwal mediasi. Kemudian hadir tanpa menanggapi resume pihak lain serta tidak menandatangani konsep tanpa alasan.
Untuk diketahui, gugatan CLS yang diajukan oleh Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Riau, Riko Kurniawan, Ketua Harian Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar, Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau, Woro Supartinah, dan Heri Budiman dari Rumah Budaya Sikukeluang, adalah meminta kepada pemerintah untuk membuat kebijakan konkrit agar bencana kabut asap yang telah terjadi selama 18 tahun di Riau tidak kembali terulang. Pengajuan gugatan didampingi 13 orang kuasa hukum.
Terus Meluas
Sementara itu, Karhutla di Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, terus meluas. Dari pantauan udara, Rabu kemarin, sedikit ada 6 titik api yang tesebar di Desa Sumber Jaya dan Lubuk Muda. Lahan yang terbakar sebagian besar adalah semak belukar. Sejauh ini,diperkirakan luasnya telah mencapai puluhan hektare.
Kuat dugaan, kebakaran ini akibat aktivitas pembersihan lahan mengingat tidak jauh dari lokasi kebakaran terdapat kebun sawit. Kemudian tidak jauh dari lokasi kebakaran dan kebun sawit, juga terdapat pondok-pondok yang tidak ada penghuninya.
Berdasarkan pantauan udara, terlihat sebagian lahan yang terbakar apinya masih hidup . Sementara sebagian lagi sudah rata dengan tanah, namun asap putih masih terlihat mengepul di udara. Api juga mulai menjalar ke kawasan Hutan Suaka Margasatwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil - Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.
Untuk membantu memadamkan api, satu unit helikopter jenis MI8 dari BNPB dan helikopter Superpuma milik Sinarmas tampak mondar-mandir di beberapa titik melakukan water bombing.
Juru Bicara PT Arara Abadi-Sinar Mas Forestry (PTAA-SMF), Nurul Huda mengatakan, sudah tiga hari belakangan Regu Pemadam Kebakaran (RPK) mitra Sinarmas, PT SPM dibantu Tim RPK PT AA-SMF membantu memadamkan api di Kecamatan Siak Kecil.
“Hari ini kita telah menambah personil menjadi 300 orang. Helikopter Superpuma dan B3 PK-DAP juga dikerahkan untuk melakukan water bombing bergabung membantu tim TNI/POLRI, BPBD Bengkalis, Manggala Agni dan Satgas Karlahut Riau,” ujar Nurul.
Pihaknya juga telah mengerahkan 5 alat berat, 1 Airboad yang bisa didarat dan di air, 3 speedboat, 4 mobil person lapangan serta 20 unit pompa Tohatsu dan ministricker.
Hal ini dilakukan pihaknya mengingat, semakin meluasnya areal yang terbakar dan mulai mengancam areal konsesi mitra perusahaan kita, PT SPM. Saat ini api hanya berjarak beberapa kilometer saja dari batas luar lahan PT SPM.
“Kondisi cuara yang mencapai 37 oC, membuat api semakin cepat meluas. Ditambahkan lagi sumber air yang cukup sulit dijangkau, membuat tim di lapangan kewalahan untuk memadamkan api,” ujar Nurul. (dod, man)