PADANG (riaumandiri.co)-Pejabat Dinas Kesehatan Sumatera Barat, mengatakan, penyakit kardiovaskular merupakan salah satu pembunuh atau penyebab kematian utama di daerah setempat.
"Penyakit kardiovaskular yang dominan sebagai penyebab kematian di Sumbar terbagi atas tiga yakni gagal jantung, stroke dan jantung koroner," kata Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Bencana Dinkes Sumbar Irene, Jumat (15/4).
Ia menjelaskan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) penderita penyakit kardivaskular di Sumbar, prevalensi penyakit itu ialah 1,2 untuk jantung koroner, 0,3 untuk gagal jantung dan 12,2 stroke.
Secara umum, penyakit itu berkaitan dengan sistem peredaran darah yakni sistem tubuh yang terdiri dari jantung, darah, dan pembuluh darah sehingga saat terjadi masalah pada sistem tersebut, maka seseorang mengalami gangguan jantung yang jenisnya lebih dari 60 macam serta menyebabkan masalah kesehatan yang serius termasuk kematian.
Ia menyampaikan, terdapat beberapa faktor pemicu penyakit itu di antaranya faktor usia yang rentan, yakni 45 tahun pada pria dan 55 tahun pada wanita, adanya peningkatan kolesterol jahat dan menurunnya kolesterol baik, tekanan darah tinggi yang membuat jantung bekerja lebih keras, faktor gen serta obesitas atau penumpukan lemak di bagian pinggang dan diabetes.
"Di samping itu, seorang perokok bahkan berisiko mengidap penyakit kardiovaskular empat kali lipat sebab kandungan kimia dalam rokok merusak fungsi jantung serta pembuluh darah," jelasnya.
Selain itu, penyakit kardiovaskular juga berkaitan dengan gaya hidup sehari-hari seperti pola hidup yang tidak sehat, kurang olahraga dan mengonsumsi makanan sembarangan.
Ia menegaskan, harusnya tiap orang paham dan sadar karena setidaknya meluangkan waktu 30 menit sehari untuk olahraga dirasa cukup dan tidak begitu memberatkan. Hal itu bisa saja dilakukan dengan berlari, naik turun tangga dan sebagainya.
"Harusnya tiap individu paham. Kalau tidak mulai dari diri sendiri, bagaimana lagi caranya mencegah atau menurunkan risiko penyakit kardiovaskular," tegasnya.
Senada dengan hal itu, salah satu dokter spesialis jantung Semen Padang Hospital (SPH) Muhammad Fadli, menyebutkan terdapat beberapa faktor risiko dari penyakit jantung, di antaranya terkait usia tua, laki-laki, monopause dan riwayat keluarga.
Ia mengatakan, apabila seseorang telah terdeteksi mengidap penyakit jantung dan dada terasa nyeri secara tiba-tiba selama 20 menit, maka harus segera dibawa ke rumah sakit dalam 12 jam. Makin lama dibiarkan, maka akan menyebabkan otot jantung mati.
Menurutnya langkah pencegahan dini dapat dilakukan dengan berhenti merokok, terus mengontrol tekanan darah, mengontrol berat badang, gula darah atau diabetes, mengukur kadar kolesterol secara berkala, melakukan aktivitas fisik yang rutin dan sewajarnya serta menghindarkan diri dari stres.
"Untuk setiap penyakit sebenarnya sama, yakni lebih baik mencegah daripada mengobati," ujarnya. (ant/aag)