SEI TOHOR (riaumandiri.co)- Kepala Badan Restorasi Gabut Republik Indonesia, Nazir Foead, mengatakan, Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, akan dijadikan sebagai pusat penelitian dan percontohan pengelolaan gambut secara nasional.
Sungai Tohor menjadi lokasi prioritas utama dalam rangka program restorasi gambut yang diprogramkan Pemerintah Pusat saat ini.
Begitu besarnya perhatian Presiden RI, Joko Widodo, terhadap wilayah ini, sehingga dalam Perpres No 1 Tahun 2016, Meranti menjadi prioritas utama restorasi gambut dari 7 provinsi yang ada di Indonesia.
"Joko Widodo sangat terkesan saat menginjakkan kakinya di desa ini dengan ke arifan lokal dalam mempertahankan keberadaan sagu yang umumnya menjadi tanaman unggulan di Meranti.
Dengan membangun sekat kanal yang dilakukan masyarakat Tebingtinggi Timur kala itu, serta upaya masyarakat mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan menjadi pertimbangan tersendiri buat presiden hingga menerbitkan peraturan presiden itu,” ungkap Nazir, saat memberikan sambutan pada acara Kenduri Aksi Restorasi Gambut, yang dilaksanakan di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi, Selasa kemarin.
Diungkapkan Nazir, dalam aksi restorasi tersebut, yang akan mereka lalukan pertama adalah, pemetaan tentang wilayah yang akan direstorasi. Akan memilah terlebih dulu mana lahan atau hutan lindung dan mana lahan yang sudah dimiliki korporasi, serta masyarakat.
"Dengan demikian, akan diketahui kondisi lahan untuk selanjutnya dilakukan aksi. Tentu saja tetap berkoordinasi dengan pihak terkait, sehingga upaya pemulihan kembali lahan gambut yang rusak bisa dilakukan dalam tenggat waktu yangb ditentukan,”kata Nazir.
Diungkapkan juga, berkaitan dengan program restorasi pihaknya akan melakukan kajian dan pengembangan tanaman yang sesuai dengan tanah gambut.
Seperti tanaman sagu misalnya, akan didukung sepenuhnya. Mulai dari program pembangunan di hulunya, hingga ke hilir. Dengan dengan demikian keberhasilan mengelola lahan gambut juga akan meningkatkan keekonomian masyarakat setempat,” kata Nazir.
Sebelumnya Bupati Kepulauan Meranti, H Irwan, mengungkapkan berbagai persoalan yang cukup krusial di Meranti. Mulai dari kondisi jalan yang masih minim antar desa, kemiskinan, dan musim kering yang berkepanjangan pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Sementara itu, Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman dalam sambutannya mengatakan, perhatian provinsi untuk Meranti tahun 2016 ini telah mengalokasikan anggaran pembangunan sebesar Rp342 miliar.
Salah satunya pemerintah provinsi akan menuntaskan pembangunan jalan Kampung Balak- Selatpanjang dengan demikian operasional kapal roro nantinya akan lancar.(mg3)