Optimalisasi Transportasi Air Bebas Hambatan

Senin, 11 April 2016 - 11:04 WIB
ilustrasi

Riau merupakan daerah maritim yang terpisah dari laut selat dan sungai hal ini menjadikan masyarakat yang tinggal di daerah Pesisir melakukan perjalan menggunakan moda transportasi air seperti, kapal, sampan speedboat dan lain sebagainya untuk menjangkau pulau satu ke pulau lainnya.

Selain itu juga mata pencaharian masyarakat setempat sebagian besar adalah nelayan. Hampir sebagian besar kabupaten atau kota yang ada punya dermaga atau pelabuhan termasuk ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru yang diberinama Pelabuhan Sungai Duku.

Pelabuhan Sungai Duku adalah pelabuhan pemberakatan yang terletak di jantung Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau tepatnya di Jalan Tanjung Datuk. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan pemberangkatan domestik dan internasional.

Sebagai sarana transportasi, pelabuhan tentu ikut terlibat didalam rantai perniagaan. Sehingga secara tidak langsung keberadaan pelabuhan penting juga bagi roda perekonomian pada wilayah sekitarnya.

Terminal Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru adalah prasarana transportasi untuk keperluan singgah, menurunkan penumpang dan barang dari kapal (jenis speedboat) atau sebaliknya.

dan mengatur kedatangan juga keberangkatan penumpang pada jalur lalu lintas Sungai Siak di Kota Pekanbaru. Dari segi arsitektural, terminal ini bukan hanya sebagai tempat transisi, melainkan juga berfungsi sebagai landmark atau pintu gerbang Kota Pekanbaru.

Pemberangkatan domestik adalah dengan tujuan Kabupaten Bengkalis, Kota Selat Panjang, Kabupaten Siak dan sekitarnya. Untuk Internasional pelabuhan ini juga melayani pelayaran internasional seperti ke Malaka, Malaysia. Pelabuhan ini memiliki area parkir yang memadai.

Setiap harinya pelabuhan ini melayani kapal-kapal yang berangkat dan berlabuh di Kota Pekanbaru. Kapal-kapal yang datang ke pelabuhan ini berasal dari dalam dan luar negeri.

Untuk dalam negeri, kapal-kapal tersebut datang dari Batam, Selat Panjang, Tanjung Balai Karimun dan lain-lain.  Armada yang terdapat di pelabuhan ini antara lain speedboat Alita Express, Bengkalis Wisata Express, Siak Wisata dan Trubuk Express.

Kemudian ada Jelatik, Garuda dan Forti Kota Pekanbaru pada awalnya berkembang tidak lepas dari fungsi Sungai Siak, sebagai sarana transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari pedalaman dan dataran tinggi Minangkabau ke wilayah pesisir Selat Malaka.

Pada abad ke-18 wilayah Senapelan di tepi Sungai Siak menjadi pasar bagi para pedagang Minangkabau.

Seiring dengan berjalannya waktu, daerah ini berkembang menjadi tempat pemukiman yang ramai.

Pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah Dewan Menteri dari Kesultanan Siak yang terdiri dari Datuk 4 suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar, dan Kampar) kawasan ini dinamakan dengan Pekanbaru.

Pada tahun 1919 Pekanbaru menjadi bagian distrik dari kesultanan siak, seiring kemerdekaan Indonesia, Pekan baru menjadi daerah otonomi kota kecil. Kota Pekanbaru resmi menjadi Ibukota Provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 berdasarkan Kemendagri Desember 52/I/44-25.

Sebelumnya yang menjadi ibukota adalah Tanjungpinang, kini menjadi Ibukota Provinsi Kepulauan Riau.

Dengan berjalannya waktu dan perkembangan moda transportasi ini bisa dibilang kurang diminati kecuali pada hari-hari besar keagamaan seperti Imlek, Idul Fitri dan hari besar lainnya dibandingkan  tingkat penjualan tiket sangat tidak signifikat dibandingkan dengan hari-hari besar keagamaan.

Ini disebabkan pemilihan moda transportasi alternatif menjadi piihan bagi masyarakat seperti banyak agen-agen travel yang memberikan pelayanan antar jemput dan waktu trayek yang flexible.

Riau merupakan daerah yang berkembang sebagi pusat ibukota Pekanbaru sebagai tempat keluar masuknya jasa, barang dan orang dari dalam dan luar negeri dan mempunyai sumber daya alam yang melimpah ruah, maka sudah selayaknya pemerintah mengoptimalisasikan moda transportasi air ini sebagai alternatif ke depanya moda transportasi yang ramah lingkungan serta bebas hambatan.

Karena tidak bisa dipungkiri lagi bertambahnya penduduk dan tingkat ekonomi yang meningkat menjadikan supply and demand suatu kebutuhan primer bagi masyarakat untuk menggunakan hak perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.

Hal ini menyebabkan timbulnya perubahan sistem manajemen di bidang transportasi terutama pada penanganan kemacetan di ibukota provinsi. Untuk itu perlu adanya dukungan baik dari pemerintah selaku pembuat kebijakan maupun masyarakat terutama pada masyarakat yang terlibat langsung tinggal maupun selaku user pada moda transportasi air ini.

Era globalisasi juga menuntut mobilisasi yang cepat dan efisien, pengiriman segala bahan kebutuhan hidup dari kota industri ke kota di daerah juga membutuhkan sistem yang bagus, akan tetapi kenyataan berkata beda. Semua bermuara pada sistem transportasi darat.

Sebuah teori latar belakang yang sangat fundamental namun sering diabaikan orang, adalah daratan hanyalah seperlima dari luas dunia, sedangkan sebagian besar lainnya adalah air (lautan). Sistem transportasi dalam tubuh kita sendiri juga melalui cairan (darah).

Jadi kenapa kita tidak mencoba kembali bersatu dengan alam yang memanfaatkan air/cairan sebagai alat transportasi?  Bahkan air di daerah kita sendiri sempat digunakan sebagai transportasi kayu, mengirim dari hulu ke hilir.

Saya mencoba merenungkan kenapa negara-negara Eropa mempunyai sistem yang baik dalam hal transportasi? Pengalaman saya sebagai mantan mahasiswa magister sistem transportasi yang sedikit banyak mempelajari moda transportasi air ini membuat saya terbesit dan berpikir keras mempelajari bagaimana sistem ini bisa dibangun.

Yang mana jika sistem ini dibangun banyak aspek positif dari kegunaan sistem transportasi air, hingga pemberdayaan masyarakat serta pariwisata.

Riau sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam serta keindahan alamnya seharusnya mampu dan wajib menggunakan sistem ini. Saya ingin memberikan wacana atau ide untuk membuat sistem transportasi yang baik untuk semua orang dan untuk negeri Lancang Kuning ini.

Sistem transportasi alternatif yang saya maksud adalah transportasi air atau kanal yang akan menjdikan dan mengoptimalkan sungai yang ada dibelahan Riau itu sendiri. Sistem transportasi air dibuat untuk banyak tujuan demi kemajuan masyarakat Riau dalam persaingan pasar bebas dan globalisasi. Pertama,

membuat kanal yang akan ditujukan untuk transportasi air yang berada didalam daratan, terutama wilayah pinggiran sungai siak dan wilayah Riau pesisir pada umumnya. Kedua, membuat sebuah sistem transportasi baru yang akan banyak menguntungkan dalam berbagai bidang. Ketiga, transportasi air ini bertujuan untuk mengurang kepadatan jalur darat yang sekarang sudah tersedia.

Keempat, membuat sebuah sistem drainase atau pengairan yang berguna untuk pertanian dan perkebunan. Kelima, membuat sistem peresapan air dalam sistem kanal (banjir). Keenam, efisiensi sistem bongkar muat peti kemas dan distribusi langsung tanpa melalui jalan darat.

Ketujuh, meningkatkan ekosistem air tawar. Kedelapan, mengurangi resiko kecelakaan transportasi dan kepadatan serta efisiensi bahan bakar menjelang budaya “mudik” Lebaran atau hari-hari besar keagamaan.

 Kesembian, meningkatkan sumber daya wisata. Kesepuluh, pemberdayaan masyarakat sekitar kanal, mengurangi jumlah pengangguran. Kemudian, mengurangi polusi akibat penggunaan mesin kendaraan bermotor.  ***

Penulis dosen Fakultas Teknik, Universitas Abdurrab, Pekanbaru
 

Editor:

Terkini

Terpopuler