PEKANBARU (riaumandiri.co)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menurunkan suku bunga kredit dengan maksimal Rp5 miliar. Keputusan penurunan bunga kredit diambil manajemen BNI seiring dengan penurunan suku bunga acuan BI Rate menjadi 6,75 persen.
Suku bunga deposito pasar Lembaga Penjamin Simpanan yang diyakini akan terus turun hingga akhir tahun. Per tanggal 31 Maret 2016 suku bunga LPS mengalami penurunan sebesar 25 bps menjadi 7,25 persen.
"Penurunan suku bunga kredit dilakukan secara bertahap menjadi dibawah 10 persen atau single digit yaitu sebesar 9,95 persen yang dimulai untuk kredit dengan nilai di bawah Rp5 miliar dan sudah berlaku sejak tanggal 1 April 2016.
Sampai akhir tahun ini diprediksi suku bunga kredit bisa mencapai single digit di beberapa segmen. Diharapkan dengan penurunan suku bunga ini akan semakin meningkatkan akses informasi dan penggunaan produk jasa keuangan masyarakat melalui pengembangan infrastruktur pendukung literasi keuangan," ujar CEO Region BNI (Sumbar, Riau dan Kepri) Ronny Venir, kemarin.
BNI merupakan bank plat merah yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan KUR bagi pelaku UMKM. Pada tahun 2016 ini, BNI mengalokasikan penyaluran KUR senilai Rp11,5 triliun, yang terdiri atas KUR Mikro sebesar Rp500 miliar dan KUR Ritel sebesar Rp10 Triliun serta KUR TKI sebesar Rp1,5 triliun.
BNI juga telah melakukan kerja sama dengan Bank Perkreditan rakyat (BPR) dan koperasi untuk memanfaatkan jaringan mereka dalam menyalurkan KUR, baik Mikro, Ritel maupun TKI.
Kerja sama dengan BPR diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan pola Linkage dengan Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) pada tanggal 29 Februari 2016 lalu di Jakarta.
KUR tersebut akan diterus pinjamkan kepada end user atau pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dianggap telah memenuhi persyaratan KUR.
Diharapkan dengan penandatanganan MoU tersebut akan semakin mempertegas komitmen BNI untuk menjadikan BPR sebagai mitra strategis dalam penyaluran kredit kepada UMKM dan juga sebagai wujud sinergi BNI dengan BPR untuk mendorong perkembangan BPR dengan turut menyalurkan KUR.
Kerja sama dengan lembaga linkage telah dijalankan oleh BNI sejak tahun 2007 melalui penyaluran kredit untuk disalurkan kembali kepada pelaku UMKM.(rls/ara)
Lanjutnya, BNI akan segera menawarkan bunga single digit untuk pasar KPR kelas menengah berjangka waktu 5 tahun. Adapun, pasar KPR kelas menengah BNI dengan rentang harga Rp500 juta-Rp1 miliar per unit. Saat ini, BNI memiliki dua tawaran bunga single digit untuk KPR yaitu bunga 8,70 persen untuk dua tahun dan bunga 10,7 persen untuk tiga tahun.
Penurunan suku bunga KPR direncanakan pada semester II tahun ini.
BNI menargetkan pertumbuhan KPR di atas 10% di tahun 2016 dengan porsi KPR kelas menengah 70 persen dan sisanya untuk KPR kelas menengah ke atas.
BNI mencatat pertumbuhan sebesar 4 persen tahun 2015 lalu dengan nilai kredit Rp34.66 triliun per Desember 2015 dibandingkan posisi Rp33.34 triliun per Desember 2014.(rls/ara)