JAKARTA (riaumandiri.co)-Tanda-tanda Presiden Jokowi akan merombak kabinetnya dalam waktu dekat ini, semakin kuat. Sejumlah menteri sudah dipanggil secara pribadi ke Istana Bogor.
Isu yang berhembus ada beberapa menteri yang dipanggil Presiden Jokowi pada Kamis (7/4) malam.
Reshuffle
Namun Presiden Jokowi mengatakan pemanggilan menteri adalah hal yang biasa. Mantan Gubernur DKI itu juga tak mau menjelaskan secara rinci soal pertemuan itu, termasuk jumlah menteri yang dipanggil.
"Ya biasa. Setiap hari dipanggil hari Minggu dipanggil, hari Sabtu dipanggil yah biasa. Tengah malam kita panggil juga biasa," tuturnya.
Sejauh ini, sejumlah menteri disebut-sebut telah dipanggil Presiden Jokowi. Seperti dituturkan Ketua DPP Hanura, Dadang Rusdiana, Menteri PAN RB Yuddy Chrisnandi termasuk salah satu yang dipanggil ke Istana Bogor. Namun belakangan pernyataan itu itu dibantah Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kemenpan RBn, Herman Suryatman.
Menurutnya, pada hari Kamis tersebut, Yuddy sudah terbang menuju Sumatera Barat untuk menghadiri acara Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Negara (Forkonpanda) se-Provinsi Sumatera Barat di Bukittinggi.
Bantahan juga muncul dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar. Marwan mengaku malam itu dirinya sedang berada di Sidoarjo, Jatim dalam rangkaian kunjungan kerja dan menghadiri Haul KH Bisri Syansuri.
"Masa ritual keagamaan diplintir. Sudah jelaskan, saya ada di mana kemarin? Jadi tidak usah ditanya lagi," ungkap Marwan.
Ada satu nama menteri lagi yang disebut dipanggil Jokowi malam itu. Namun tidak diketahui jelas siapa menteri tersebut.
Tinggal Waktu
Kembali ke isu reshuffle, seorang di lingkungan Istana membenarkan bahwa Presiden Jokowi hendak melakukan perombakan kabinet. Perombakan tersebut kini tinggal menunggu waktu.
Ketika dikonfirmasi soal itu, Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana menjelaskan pemanggilan para menteri oleh Presiden Jokowi adalah hal yang biasa dan salah satu bentuk komunikasi Presiden dengan para menterinya.
"Presiden memanggil menteri-menteri anggota kabinet hal yang biasa karena para menteri kan pembantu Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bisa saja setiap saat dipanggil. Dipanggil di mana saja, kapan saja tidak jadi soal. Karena, jika diperlukan Presiden bisa memanggil dan melakukan komunikasi dengan menteri-menterinya," jelas Ari, Minggu (10/4).
Ari juga mengatakan reshuffle kabinet itu hak prerogatif Presiden. Presiden tidak bisa didikte-dikte, ditekan tekan atau diintervensi terkait ini.
"Presiden kan sudah menekankan agar para Menteri fokus bekerja tanpa terganggu hiruk pikuk isu reshuffle," tutupnya.
Sebelumnya, sinyal reshuffle Jilid II itu juga diontarkan Wakil Sekjen PBK, Daniel Johan.
"Kalau dari bahasa isyaratnya Presiden Jokowi sepertinya tinggal menunggu waktu. Tapi kapan pastinya ya hanya beliau yang tahu pasti," ujarnya ketika itu.
Daniel menekankan PKB menghormati keputusan Presiden Jokowi soal reshuffle. Pertimbangan secara arif, bijak sesuai kebutuhan tanpa intervensi harus diperhatikan. Reshuffle ini harus membuat kekuatan politik pemerintah semakin kuat.
"Kalaupun benar terjadi, harapan kami kekuatan politik pemerintah semakin kuat. Dari pengalaman selama kampanye, Jokowi paham siapa yang akan memperkuat dan bekerja dengan sungguh-sungguh menyukseskan pemerintahan ini," tuturnya ketika itu. (bbs/dtc/sis)