PADANG (riaumandiri.co)-Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, meminta bupati dan walikota di provinsi itu mengevaluasi standar pelayanan hotel agar wisatawan yang menginap tidak kecewa dan betah berkunjung .
"Saya menerima laporan ada yang komplain, kamar hotel pengap, karpet bau, kamar mandi kotor, padahal hotel bintang lima, ini tidak bagus bagi citra pariwisata," ujar dia di Padang, Jumat (8/4).
Menurut dia, kepala daerah harus mengevaluasi standar pelayanan hotel karena saat ini Sumbar sedang fokus mengembangkan sektor pariwisata.
"Tentunya evaluasi pelayanan dilakukan sesuai dengan aturan yang ada agar wisatawan betah berkunjung ke Sumbar," ujarnya.
Selain itu ia mengatakan sudah mencanangkan gerakan terpadu pengembangan pariwisata melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam rangka mengembangkan sektor itu.
Sementara Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar mengatakan pada 2016 terdapat 800 tambahan kamar hotel di Kota Padang yang telah memiliki izin dan sedang dibangun.
"Perizinan 800 kamar tersebut tergabung dalam delapan hotel yang akan dibangun di daerah ini. Namun jadwal selesainya belum dapat dipastikan karena rata-rata penyelesaian pembangunan hotel minimal 18 bulan," kata Ketua PHRI Sumbar Maulana Yusran.
Ia mengatakan, 800 kamar tersebut tidak termasuk penginapan atau hotel-hotel kecil dengan kapasitas di bawah 100 kamar dan diperkirakan akan terus tumbuh pada 2016.
Maulana menyatakan tingkat hunian hotel di provinsi itu sepanjang 2015 turun mencapai 30 persen dibandingkan 2014. "Tingkat hunian hotel Sumbar turun drastis pada Januari hingga Mei 2015 akibat adanya pelarangan rapat di hotel bagi para ASN," kata dia.
Ia mengatakan, larangan tersebut menjadi salah satu pemicu pihaknya kehilangan banyak pasar pada 2015. Selain itu, tingkat hunian hotel pada 2015 juga sempat dipengaruhi oleh kabut asap yang melanda daerah itu pada September dan Oktober 2015. (ant/aag)