TELUK KUANTAN (riaumandiri.co)-Hampir setiap tahun, ruas jalan nasional mulai batas Sumbar-Teluk Kuantan maupun Teluk Kuantan-Pekanbaru hanya mendapatkan perbaikan tambal sulam yang tidak bertahan lama.
Karena itu, Bupati Kuansing H Sukarmis mendesak Pemerintah Pusat untuk segera membangun jalan rigid pada ruas jalan Nasional di Kuansing. "Kami minta jalan nasional di Kuansing menuju Pekanbaru dan Sumbar ini bagus dibangun melalui APBN.
Kalau perlu segera dibangun jalan rigid untuk seluruh ruas jalan nasional yang ada," ujar Bupati Kuansing, H Sukarmis, kepada perwakilan Kemendagri yang hadir pada saat acara Musrenbang Kabupaten, di lapangan upacara komplek perkantoran Pemkab, Kamis (31/3).
Hadir pada acara tersebut Kemendagri diwakili Kepala Seksi pada Direktorat Perencanaan Anggaran Daerah Ditjen Bina Keuangan Daerah, Jimmy Revido, Kepala Bappeda Provinsi Riau diwakili Kepala Bidang Statistik, Pelaporan dan Evaluasi, Marsetyawan, Ketua DPRD, Andi Putra, Sekda Muharman, unsur Muspida, sejumlah anggota DPRD, kepala satker, kades, BPD dan undangan lainnya.
Dikatakan Sukarmis, tidak banyak-banyak yang masyarakat Kuansing minta kepada Pemerintah Pusat, hanya dibangun jalan rigid lebih kurang 168 kilometer. "Kalau kita kalikan Rp9 miliar satu kilo, paling jumlahnya Rp1,3 triliun untuk pembangunan jalan rigid pada jalan nasional di Kuansing," katanya.
Sukarmis berpesan kepada Perwakilan Kemendagri yang hadir, agar aspirasi ini disampaikan kepada Menteri Pembangunan RI, kalau Kuansing sangat butuh pembangunan dan jangan dianak tirikan. "Masyarakat hanya ingin jalan nasional ini mulus dan tahan lama," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kemendagri diwakili Kepala seksi pada direktorat perencanaan anggaran daerah Ditjen Bina Keuangan Daerah Jimmy Revido mengakui, kalau pembangunan infrastruktur jalan nasional ini memang belum merata. Dan pihaknya akan berupaya menyampaikan hal ini ke pihak kementrian terkait adanya keinginan masyarakat agar ruas jalanas yang ada dibangun jalan rigid.
"Kita akui pembangunan infrastruktur jalan belum merata, ini tidak hanya di Kuansing tapi daerah lain di Indonesia juga demikian," kata Jimmy. (adv/humas)