SIAK (riaumandiri.co)-Bupati Siak H Syamsuar menerima Anugerah TOP 99 Inovasi Publik Nasional Tahun 2016. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yudhi Chrisnandi, Kamis (31/3) di Surabaya.
Penghargan ini diberikan dari hasil penilaian Simposium dan Gelar Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2016.
Penghargaan terhadap Kabupaten Siak termaktub dalam Surat Keputusan No 51/2016, tentang penetapan 99 inovasi pelayanan publik terbaik, hasil penilaian dari 2.476 inovasi usulan peserta kompetisi inovasi pelayanan publik 2016.
Dari kumpulan 99 inovasi itu, terpilih 11 inovasi milik lembaga kementerian, 5 lembaga negara, 5 BUMN, 25 pemerintah provinsi, 13 pemerintah kota dan 40 pemerintah kabupaten, yang memiliki bobot penilaian terbaik.
Termasuk di antaranya inovasi ‘Reaksi Cepat Perbaiki Jalan Rusak’ yang digagas Dinas Bina Marga (BMP) Kabupaten Siak. Sebelum diganjar dengan penghargaan, program ini telah melalui presentasi dan wawancara di Jakarta, beberapa waktu lalu."Ini kali kedua Kabupaten Siak jadi wakil Riau mengikuti penilaian ini.
Bupati Tahun lalu Sistem Perizinan Online dan Tracking System (SPOTS) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Siak juga masuk 40 besar,” ungkap Bupati Syamsuar.
Atas prestasi itu, orang nomor satu Kabupaten Siak ini juga berharap inovasi ini dapat terus memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
"Dari 1.077 inovasi yang diusulkan kabupaten se-Indonesia, Alhamdulillah kita sudah tembus 40 besar untuk kategori kabupaten. Secara keseluruhan kita sudah masuk TOP 99 yang dapat penghargaan. Tapi yang jelas inovasi ini outputnya kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat," terangnya.
Partisipasi Aktif
Ke depan, Syamsuar mengimbau masyarakat Siak agar dapat berpartisipasi aktif dengan melaporkan kerusakan jalan kabupaten yang ditemui untuk meminimalisir resiko kecelakaan maupun tingkat kerusakan kendaraan.
"Ini berkaitan kenyamanan di jalan raya, bila ada kerusakan jalan-jalan kabupaten, masyarakat bisa SMS melalui call center atau website, bisa langsung ditangani Dinas BMP, biar jalannya jadi bagus,” terangnya.
Menurut Bupati Syamsuar, inovasi ini sebenarnya sudah lama diterapkan di Kabupaten Siak. Namun berdasarkan arahan Kemenpan-RB, yang mengharuskan tiap-tiap daerah mengajukan usulan program terobosan baru yang bermanfaat luas bagi masyarakat, baru pada tahun ini inovasi ‘Reaksi Cepat Perbaiki Jalan Rusak’ diusulkan untuk dinilai.
"Tahun depan, bakal adalagi inovasi yang akan digagas, tapi karena ada aturan-aturan yang mengikat, terkait persyaratan dan penilaian, nanti akan kita usulkan secara bertahap," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas BMP Siak, Irving Kahar, menuturkan, ide tentang inovasi ini bermula dari kondisi tanah di Negeri Istana, yang sebagian besarnya adalah gambut. Hal ini yang membuat pihaknya harus memutar otak mengatasi kerusakan jalan yang seringkali muncul. Hal itu tidak terlepas dari kondisi di lapangan, di mana jalan-jalan di Siak kerap dilintasi angkutan industri dan perkebunan bertonase berat.
"Banyak yang menyumpah saya karena jalan berlubang. Daripada merasa bersalah terus, akhirnya saya berfikir mencari jalan keluar bagaimana agar jalan berlubang bisa ditutup secepatnya," katanya.
Prosesnya, kata Irving, pekerjaan dilaksanakan secara swakelola. Sebab dengan sistem kontrak, pengerjaan tidak akan bisa dilakukan dengan cepat. "Lelang saja prosesnya sudah makan waktu hingga 45 hari, sementara masyarakat tak mau tahu, yang penting jalan harus selalu bagus,” ungkapnya.
Alhasil lanjut Irving, ‘Reaksi Perbaikan Jalan Rusak’ ini sudah berjalan sejak 2012 lalu. Ini pulalah yang disebut Ketua Harian Pengkab ISSI Siak ini menjadi salah satu faktor kunci perhelatan Tour de Siak tiga kali sukses digelar.
Ia juga mengaku, sebagaimana juga satuan-satuan kerja lain di Pemkab Siak, tim Dinas BMP tidak akan berhenti berinovasi. Sebut Irving, tahun depan ide yang digagas sudah beda lagi, ‘Merangkai Kampung Dengan Satu Jari.
namanya. “Dengan menggunakan teknologi informasi, kita akan bikin database jalan yang rusak di kampung-kampung. Saya dan tim sudah diskusi, bagaimana nanti kita ajukan lagi untuk diukur sebagai salah satu inovasi” tutupnya. (lam/gin)