RIMBAMELINTANG(riaumandiri.co)-Dari ratusan program Dinas Perikanan dan Kelautan Rokan Hilir, mengenai pengadaan maupun bantuan yang diberikan kepada kelompok nelayan di Rohil, akhir tahun 2015 lalu, ternyata banyak yang tidak bermanfaat.
Salah satu contohnya, pengadaan mesin pembuat pakan ikan yang diberikan kepada Kelompok Nelayan Darma Utama, di Kepenghuluan Pematang Sikek, Kecamatan Rimba Melintang. Kelompok nelayan ini, mendapatkan empat unit mesin pakan ikan bermerek Dong Feng.
Sejak diserahkan Diskanla kepada kelompok akhir tahun 2015 lalu, hingga memasuki akhir Maret 2016 ini, mesin pakan itu belum pernah difungsikan sama sekali oleh kelompok nelayan. "Semenjak diserahkan, belum pernah dioperasikan. Sekarang mesinnya disimpan di rumah Ketua Kelompok, pak Aladin," ungkap Suryadi, Penghulu Pematang Sikek.
Untuk mengoperasikan mesin itu lanjut Suryadi, harus ada persiapan dulu. Di antaranya, menyiapkan tempat pembuatan pakan, serta penyediaan bahan baku dari dedak padi dan kepala ikan. "Kalau dedak padi di desa ini banyak stoknya, tapi kalau kepala ikan harus dicari ke Bagansiapiapi," jelas Suryadi.
Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan, Aladin, mengeluhkan pihak dari Diskanla Rohil tidak pernah mau tahu mengenai bantuan mesin pakan yang diberikan. Sampai saat ini, kelompok nelayan mereka masih bingung bagaimana cara menggunakan mesin pakan itu. "Gimana mau makai mesinnya, kami saja gak tahu dasar pembuatan pakan seperti apa," jelasnya.
Kepala Diskanla Rohil, M Amin, melalui Kepala Seksi, Auzar, menjelaskan, Diskanla tidak bisa sekaligus berikan bantuan sekalian mengadakan pelatihan. Apalagi tahun lalu kelompok itu dapat bantuan bibit dan pakan ikan juga. "Jadi kelompok itu harus menghabiskan dulu pakan nya. Kalau pakan yang ada habis terserah orang tu lah lagi cari pakannya kalau belum panen ikan," tukasnya.
Untuk menggunakan alat itu lanjutnya, harus diprogramkan lagi oleh dinas. Bisa saja melalui permintaan kelompok itu atau Diskanla yang kembali membuat programnya. "Kemarin itu kan akhir tahun, jadi kegiatan agak terlambat sedikit, makanya tidak bisa kita programkan sekaligus," sebutnya.
Disinggung mengenai anggaran pengadaan mesin pakan, Auzar mengungkapkan, Diskanla menganggarkan sebanyak Rp100 juta dalam empat unit mesin pakan itu, tidak termasuk dalam anggaran pengadaan bibit ikan dan pakan ikan.
"Anggarannya dalam satu mesin Rp25 juta termasuk pajak dan keuntungan CV kontraktor pengadaan. Jadi total dari keseluruhan itu Rp100 juta," tandasnya.***