BAGANSIAPIAPI (riaumandiri.co)-Sebelum Pemkab Rohil meresmikan Taman Wisata Parit Bepak, alangkah baiknya lokasi itu dilakukan semacam tepung tawar atau persemahan. Pasalnya, lokasi Wisata Parit Bepak itu pada zaman pemerintahan Belanda merupakan suatu perkampungan warga Tionghoa.
Hal ini bisa dibuktikan masih utuhnya kuburan warga Tionghoa yang terletak di ujung Jalan Siak. "Ini dilakukan agar para pengunjung nantinya bisa terhindar dari gangguan makhluk halus dan binatang buas yang menghuni lokasi tersebut," ujar Warga Jalan Bulan, Uwar (52), Kamis (31/3), di Bagansiapiapi.
Ia menjelaskan parit bepak itu sangat luas mulai dari jalan bulan ujung hingga kejalan siak ujung. "Dulunya parit bepak itu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat mata pencarian seperti memancing ikan dan menderes karet, karena dilokasi itu sangat banyak kebun karet milik warga tionghoa," jelas Uwar sembari mengatakan kalau dirinya dulu pernah melihat makhluk halus dan binatang buas berupa Harimau di lokasi parit bepak.
Diakuinya, pemkab Rohil tidak salah kalau parit bepak itu diangkat kepermukaan dan dijadikan sebagai taman wisata, karena selain lokasinya yang cocok dan strategis juga memiliki sejarah dizaman kepemerintahan Belanda. Namun, sebelum Parit bepak itu difungsikan akan lebih baik dilakukan persemahan.
"Jika pemkab nantinya lalai dan tidak melakukan semacam persemahan, maka sangat dikhawatirkan lambat launnya pasti akan ada terdengar kabar yang tidak baik. Nah, agar hal sedemikian tidak sampai terjadi, maka alangkah baiknya lokasi wisata unggulan negeri seribu kubah itu ditepung tawari dan disemah agar berbagai penghulu lokasi itu hilang," pungkas Uwar.(hrc/hen)