PEKANBARU (riaumandiri.co)-Pemerintah Kota Pekanbaru membuktikan komitmen untuk terus menggalakkan program pemberdayaan masyarakat melalui rumah ibadah masjid. Selain berfungsi sebagai sarana ibadah, masjid juga bisa dijadikan tempat untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia, ekonomi syariah dan meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan.
Pemaparan tersebut disampaikan Walikota Pekanbaru, H Firdaus, saat melakukan kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Ibadurrahman, Polsek Rumbai, di Muara Fajar, beberapa hari lalu. Dia berharap usai sarana dibangun dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar dan juga bagi para musafir yang ingin melaksanakan ibadah salat saat dalam perjalanan.
Masjid tempat suci yang diagungkan dan harus selalu dijaga, dipelihara selamanya, karena di masjid umat Islam beribadah, bertemu, bersilaturahmi bertatap muka. Untuk memakmurkannya, masjid tak hanya difungsikan sebagai sarana menunaikan ibadah ritual seperti, sholat berjama’ah saja. Melainkan bisa sebagai tempat berkonsultasi dan bermusyawarah membahas urusan agama serta memecahkan persoalan keummatan.
"Pemberdayaan masyarakat melalui rumah ibadah ini diwujudkan Pemko Pekanbaru dengan program Masjid Paripurna, kini sudah dibentuk hingga tingkat kelurahan. Kita harapkan semua masjid yang ada di Pekanbaru bisa menjadi masjid paripurna. Dalam arti kata, semua kegiatan yang diadakan di masjid paripurna bisa juga dilaksanakan di masjid lain yang ada," kata Firdaus.
Keseriusan dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat dengan memperkokoh sendi agama juga ditunjukkan Walikota
Pekanbaru, dengan membuka resmi MTQ tingkat kecamatan di Masjid Paripurna Nurul Ilmi, Kelurahan Sri Meranti, di hari yang sama.
Suara bedug yang dipukul Firdaus menandakan kegiatan mulai dilaksanakan, Dia menyebut, melalui kegiatan diharapkan dapat melahirkan Qari/ah terbaik mewakili Kota Pekanbaru menjadi juara di tingkat Provinsi Riau. Begitu juga hendaknya dengan program yang telah direalisasikan Pemko Pekanbaru yakni Maghrib mengaji dan sekolah mengaji mampu menekan angka buta Alquran di Kota Pekanbaru.
"Buta Alquran permasalahan serius yang harus diperangi bersama, Alhamdulillah, setelah program ini berjalan baik berkat dukungan ikhlas dari semua pihak hal itu bisa diantispasi. Terbukti kini banyak anak didik yang mampu membaca Alquran dengan baik dan benar bahkan juga bisa menghapalnya. Harapan kita tentu agar generasi muda Islam Pekanbaru menjadi generasi Qurani yang menuju masyarakat Madani," imbuh Firdaus.
Tingkatan orang dalam Alquran, kata Wako, meliputi pertama, cinta Alquran, dalam arti kata meski tak bisa membacanya tetapi jika ada yang menghina Alquran orang itu akan tetap mati-matian membela. Kedua, bisa baca Alquran, ketiga, mau dan mampu menjadi Hafiz Alquran dan keempat, mempelajari dan memahami makna yang tersirat didalam bacaan Alquran. Terakhir adalah orang yang mengamalkan Alquran dalam kehidupan sehari- hari.(adv/humas)