SELATPANJANG (riaumandiri.co)- Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Z Pandra Arsyad mengatakan, guna mengantisipasi terjadinya karhutla, dibutuhkan kegiatan sosialisasi bagi masyarakat pedesaan.
Walupun umumnya masyarakat desa di berbagai pelosok telah memahami dampak buruk dan ancaman hukuman jika melakukan pembakaran lahan, namun tidak bisa dipungkiri masih saja ada masyarakat desa yang belum tersentuh upaya sosialisai terkait karhutla tersebut.
Untuk itu Kapolres Pandra berharap agar seluruh pihak terutama perangkat pemerintahan mulai dari tingkat kecamatan hingga ke desa-desa agar terus menggalakkan sosialisasi terkait dampak buruk karhutla.
Demikian diungkapkan Kapolres Kepulauan Meranti Senin kemarin, dalam rangka up date karhutla yang terjadi di Kepulauan Meranti.
Menurutnya, isu karhula saat ini tidak saja menyita perhatian masyarakat secara nansional, tapi juga teah menyita perhatian masyarakat international.
Untuk itu menurut mantan ajudan Kapolri Sutanto itu upaya sosialisasi harus terus dilakukan sehingga mampu menangkal terjadinya musibah kebakaran.
Diungkapkannya, Minggu (20/3) kemarin, pihaknya melakukan pemantauan di beberapa titik rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Menggunakan heli RAPP, Kapolres Pandra didampingi Strategic Fire Manager APRIL Craig Tribolet melakukan pemantauan dari udara.
Dari pantauan tersebut, terdapat 2 hotspot yang terdeteksi di Kecamatan Rangsang. Satu hotspot tidak mengindikasikan terjadinya karlahut. Satu hotspot lainnya terdeteksi di lahan milik masyarakat.
Pemantauan dimulai dari wilayah Kecamatan Tebingtinggi Timur, berlanjut ke Tebingtinggi Barat dan Tebingtinggi, kemudian ke Pulau Rangsang dan pulau pulau yang memisahkan wilayah kecamatan dan desa di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dari hasil pantauan itu, Pandra juga mengapresiasi Fire Emergency Response Team (FERT) Fire Fighter RAPP bersama personel Polres Meranti dan pihak TNI serta masyarakat tempatan yang terus melakukan pemadaman karlahut yang terdapat di wilayah hukum Polres Kepulauan Meranti.
Seperti karhutla yang terjadi di Pulau Rangsang, di Dusun Citra Damai, yang sudah berhasil dipadamkan sejak Minggu (20/3).
"Sulitnya akses menuju titik api juga menjadi kendala tim pemadam, karena lahan yang terbakar merupakan lahan bekas kebakaran tahun 2014 lalu, yang telah ditumbuhi semak belukar dan menjadi rentan terjadinya kebakaran, akibat musim kemarau yang panjang ini,” ungkap Pandra lagi.(jos)