BAGANSIAPIAPI- Pengusaha Dop Kapal Liat atau yang akrab disapa Aan menghabiskan 50 ton kayu dalam pembuatan dop kapal hingga selesai.
"Kayunya lebih kurang 40-50 ton habis untuk satu kapal," ungkap salah satu pekerja yang enggan menyebutkan namanya saat Haluan Riau meninjau lokasi Pembuatan dop kapal milik Aan, beberapa hari lalu.
Dikatakanya, Aan selalu bilang pemesan kebanyakan dari Jawa, Bali, Jakarta, Surabaya dan Kapal ini rata rata diperuntukan untuk Nelayan. "Saya baru lima bulan di sini," terang pria asal jawa ini.
Hal senada disampaikan salah satu pekerja pembuatan dop kapal, Budi yang mengaku pembuatan satu buah kapal bisa mencapai 50 ton kayu, bahkan bisa lebih tergantung dari besar kecilnya kapal yang dibuat.
Untuk lama pembuatan hingga selesai bisa mencapai 6-8 bulan tergantung dari bahan baku. "Kalau besar bisa 50 -60 ton habis kayunya," kata Budi.
Sementara Aing, seorang mandor lapangan yang juga adik Aan, menyebutkan rata-rata pembelian kapal kebanyakan dari pulau Jawa dan Bali. Sementara proses lama pekerjaan dalam pembuatan satu unit kapal mencapai 6 bulan, bahkan setahun tergantung bahan bakunya. Jika bahan baku lancar bisa cepat, jika tak lancar, maka sampai setahun baru selesai. "Kuncinya bahan baku," kata Aing.
Kayu yang dipergunakan untuk membuat dop kapal berasal dari Provinsi Jambi, Rohil dan beberapa daerah lainnya. Sementara itu, pantauan Haluan Riau 8 kapal yang berada di dop kapal milik Aan sedang dikerjakan. Ada kapal yang baru rangkanya, bodinya, bahkan satu kapal terlihat sudah selesai 100 persen. (Put)