SIAK (riaumandiri.co)-Saat ini harga beras dan gabah anjlok di Siak. Harga beras yang awalnya Rp8.500/kg, sekarang RP7.800/kg. Sedangkan untuk gabah yang dulunya sekitar Rp4.100/Kg, sekarang menjadi Rp3.600/kg. Petani menduga ada tengkulak yang mempermainkan harga.
Hal ini disampaikan Edi S (36) petani Kampung Kemuning Muda, Minggu (21/3). Dia beserta petani yang lain merasa kesal sekali dengan permainan tengkulak atau oknum yang menurunkan harga padi seenaknya. Sedangkan petani mau menolak mereka sudah terikat dengan utang-piutang dengan tersebut untuk modal penanaman padi.
"Kami merasa dipermainkan oleh oknum-oknum yang menerima dan membeli padi kami di kampung ini. Mereka menurunkan harga padi sekehendak hati mereka sendiri. Kalau menaikkan harga jarang-jarang, tapi kalau menurunkan harga hampir setiap hari terus turun harga beras dan padi yang diambilnya," ungkapnya.
Ketika ditanya, kenapa tidak ditahan saja hasil panen padi yang petani miliki kalau harga anjlok, Edi menjawab, mereka (petani) tak berdaya mau menahan padinya untuk tidak dijual.
"Kita juga bingung mau menahan padi milik kita. Karena di samping kita juga punya hutang sama toke, mau dijual harga anjlok, ya mau tak mau pasrah dengan hati yang terpaksa. Untuk itu kita berharap, kalaulah mengambil keuntungan dari petani janganlah terlalu banyak dan dengan cara menekan seperti ini. Mentang-mentang kita punya hutang menurunkan harga seenak hatinya saja," ungkapnya.
Senada juga diungkapkan Muji, petani Bungaraya yang menanam padi seluas 4 hektare. Ia mengaku, sangat keberatan juga dengan menurunya harga padi atau beras saat ini, karena hasil padi yang mereka miliki saat ini sedang mengalami penurunan hasilnya.
"Panenan padi milik saya saat ini sedang mengalami penurunan, per hektarnya yang dulu menghasilkan 8 ton. Saat ini menghasilkan sekitar 6 ton, apa lagi dengan ditambahnya menurunnya harga beras atau padi ini, tentunya akan mengurangi penghasilan kami," ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Siak Syahrial mengatakan, menurunnya harga padi tersebut tidak terlalu dratis, dan masih sewajarnya. Karena saat ini dibeberapa daerah juga sedang melakukan pemanenan padi secara serentak.
"Untuk harga padi atau beras menurut saya itu masih digaris kewajaran, tidak terlalu turun sekali. Karena biasanya harga padi maksimal 4.100/4.200 per kilo. Jadi kalau harga sekarang mencapai 3.700/3.800 per kilo saya rasa masih standar. Tapi kalau harganya di bawah itu masih ada juga, berarti itu permainan tengkulak," jelasnya.
Ketika ditanya apa tindakan dinas terkait agar petani tidak terlalu merugi dengan banyaknya tengkulak yang tak jelas, Syahrial menjawab tentunya Pemkab Siak harus membuat penampungan padi milik para petani kita dengan harga yang tidak terlalu rendah.
"Memang kita sudah mengusulkan anggaran untuk penampungan padi milik petani sekitar 100 ton setiap panen. Namun usulan kita masih belum disetujui oleh BAPEDA, karena kita tau saat ini pemerintah sedang krisis. Jadi untuk sementara petani dipersilahakan menjual hasil padinya ditempat-tempat yang mereka rasa tidak terlalu turun harganya, "pungkasnya.***