SIAK (riaumandiri.co)-Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Siak Susilawati dipercaya menjadi narasumber untuk memaparkan upaya pengendalian penyakit hewan menular strategis pada Rakor kesehatan masyarakat Veteriner serta kesehatan hewan yang berlangsung di Tanjung Pinang akhir pekan lalu.
Perlu menjadi sebuah kebanggaan, se-Indonesia hanya dua Kabupaten yang diberi kepercayaan untuk maju kedepan, yakni Siak dan Kabupaten Pasaman Barat.
"Pembicara lainnya, yakni Dirut Keswan Kementrian Pertanian, Ketut Diarmita utusan Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH), Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Padang Mangatas dan Kepala Balai Veteriner Bukit Tinggi," kata Susilawati.
Dalam forum itu Susilawati memaparkan, upaya yang dilakukan dalam pengawasan lalulintas ternak, program faksinasi dan surveillance.
"Kami memaparkan kasus yang pernah ada di Siak, penyakit Jembrana menimbulkan kerugian yang sangat tingi. Ciri-cirinya hewan keringat berdarah. Kebetulan Riau termasuk wilayah endemik dan Siak termasuk daerah yang berhasil melakukan penangkalan. Dari Hasil penilaian itu makanya kita dipercaya jadi narasumber," terang Susilawati.
Lebih jauh, Susilawati menyampaikan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Jembrana pada ternak. Pertama, setiap sapi yang masuk kita lakukan uji PCR atau pengambilan darah dan surveillance, kemudian dilakukan vaksinasi jembrana," terang Susilawati.
Selain itu, dinas juga melakukan komunikasi dan edukasi kepada pemelihara ternak, memberikan arahan dan bimbingan tentang bios scurity atau teori pembersihan wilayah kandang ternak.
Selain itu, menurut Susi ada tiga penyakit hewan lainnya yang menjadi perioritas untuk ditanggulangi, yakni Rabies dan Avian, influenza yang bersifat zoonosis, penyakit hewan ini dapat menular kepada manusia atau sebaliknya.
"Tiga penyakit itu juga menjadi perioritas dalam pencegahan dan pengendaliannya, disamping penyakit-penyakit PHMS lainya," pungkas Susilawati.(lam)