BETING (riaumandiri.co)- Musim kering yang melanda Kepulauan Meranti yang terjadi sejak Februari lalu hingga saat ini, membuat masyarakat makin sulit mendapatkan air bersih.
Kesulitan tersebut lebih dialami oleh masyarakat Desa Beting yang setiap harinya harus membeli air bersih dari desa tetangga yakni Desa Sokop.
Air yang dibeli masyarakat tersebut juga air bersih yang diolah dari sumur bor. Air sumur bor tersebut terpaksa dijadikan menjadi air minum, walapun rasanya sedikit payau. Apa boleh buat biar sedikit berasa payau, sebab tidak ada pilihan lain karena musim kering yang melanda saat ini," aku Atan, warga Dusun Banau Desa Beting, kepada Haluan Riau Senin (14/3) kemarin.
Dikatakan warga ini, masyarakat Desa Beting dari tahun-ke tahun senantiasa dihadapkan pada persoalan kesulitan mendapatkan air bersih.
Sejak lama masyarakat Desa Beting yang berada dalam pulau memang tidak memiliki cadangan air dalam tanah yang bisa dijadikan air bersih. Sehingga untuk kebutuhan air minum sehari-hari sepenuhnya hanya bergantung pada banyaknya air hujan yang sempat ditampung semasa musim penghujan.
Sementara musim kemarau yang cukup panjang seperti yang terjadi saat ini, memaksa masyarakat harus mencari air, hingga ke desa tetangga terdekat.
Persediaan air hujan di rumah tangga paling bisa bertahan sampai 2 minggu saja. Untuk itu masyarakat berharap, hendaknya pemerintah mampu mewujudkan pembangunan sumber air bersih bagi kebutuhan masyarakat luas.
Warga sangat mengharapkan agar pemerintah bisa membangun bak penampung air hujan lebi besar untuk dimiliki oleh masyarakat umum. Dan penampungan air itu dijadikan sebagai sumber air bersih buat masyarakat desa.
Setidaknya satu bak untuk satu dusun. Sehingga keberadaan bak tersebut nantinya bisa digunakan saat masyarakat kehabisan simpanan air di rumah tangga.
Bak ini menjadi milik umum dan air bisa diambil melalui takaran yang diatur. Dengan solusi pembangunan media penampung air hujan tersebut, maka krisis air bersih akan bisa diatasi di Meranti," sebut Centeng.
Ditambahkannya, dari pada melakukan pemboran untuk menyedot air dari dalam tanah justru akan berdampak buruk bagi kelangsungan lingkungan hidup. Sebab dengan ngebor, tentu akan menimbulkan biaya operasioanl yang tinggi. Sementara jika membangun bak penampung air, hanya butuh investasi sekali saja.
Membangun bak air di desa-desa ini salah satu kiat mengatasi krisis air yang terjadi diseluruh desa di Kepulauan Meranti,”pungkas dia.***