DUMAI (riaumandiri.co) - Meski titik api di Kota Dumai berhasil dipadamkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah tetap mewaspadai munculnya hot spot baru. Khusus pada lokasi bekas lahan terbakar, dengan melakukan pendinginan optimal.
Musim kemarau dengan curh hujan rendah ditambah cuaca sangat terik akhir-akhir ini menyebabkan berbagai pihak di Kota Dumai waspada terhadap kebakaran hutan.
Terlebih, pada pekan sebelumnya sempat ditemukan 18 titik api di tiga lokasi Karhutla dengan luas lahan yang terbakar hingga ratusan hektar. Tak tanggung-tanggung, Pangdam I Bukit Barisan serta BNPB Pusat langsung turun ke lokasi guna memadamkan api. Hingga titik api kembali berada dki titik nol.
Namun, menurut Kepala BPBD Kota Dumai, Tengku Izmet, cuaca terik dengan curah hujan rendah saat ini sangat rawan terhadap Karhutla terjadi ladi. Terlebih pada bekas lahan terbakar sebelumnya.
"Titik api berdasarkan pantauan satelit serta pengamatan langsung di lapangan, sudah tidak ada lagi. Meski demikian, petugas kita tetap standby di lapangan dengan mendinginkan bekas lahan terbakar," ujarnya kepada Haluan Riau, Senin (14/3).
Izmet yang dijumpai di ruang kerjanya mengatakan, proses pendinginan lahan dilakukan dengan cara menyemprotkan air. Sehingga, diharapkan lahan tetap basah hingga jauh ke bagian lapisan bawah tanah.
"Ya menyikapi cuaca saat ini, petugas kita lebih banyak di lapangan memantau kondisi Karhutla. Kita kuatirkan ada Karhutla yang tak terpantau oleh kita," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Izmet tetap mengingatkan dan mewanti-wanti pemilik lahan serta masyarakat agar tidak membakar saat membuka lahan baru. Karena Kota Dumai masih berada dalam musim kemarau.
"Jangan membakar lahan saat musim kemarau panjang seperti saat ini. Saya minta dan harapkan kepada elemen masyarakat agar segera melapor ke pihak terkait jika melihat Karhutla," ajaknya.(zul)