BANGKINANG (riaumandiri.co)-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar mengaku sudah berupaya maksimal untuk menanggulangi dampak bencana banjir yang dialami masyarakat Kampar Kiri Hulu yang sudah terisolir sejak November 2015 lalu, .
Di antara yang telah dilakukan antara lain distribusi makanan, dan kebutuhan lainnya. Termasuk mengerahkan alat berat yang hingga kini sudah memasuki minggu kedua.
"Hari ini baru masuk Desa Batu Sasak," ujar Kepala BPBD Kampar Santoso, kemarin.
Alat berat memang dikonsentrasikan di Kampar Kiri Hulu, untuk menggali lumpur di badan jalan akibat banjir.
"Kemarin kita mengajukan dana sebesar Rp200 juta namun dana yang sampai di tangan kita hanya Rp65 juta, dan ini tidak cukup untuk perbaikan jalan di Kampar kiri hulu, ongkos alat berat untuk sampai ke lokasi saja 15 juta tambah lagi nanti biaya BBM," katanya.
Dana pusat sebesar 65 juta ini bukan dana untuk perbaikan jalan, akan tetapi dana tanggap darurat, dialokasikan untuk perbaikan jalan, karena ini yang dibutuhkan masyarakat sekarang ini.
"Untuk perbaikan jembatan nanti kita usulkan lagi," tambahnya.
Sebelumnya pada saat terjadi banjir Santoso mengakui tidak ada dana yang tersedia di BPBD untuk menanggulangi bencana. "Setelah ada terjadi bencana, kita membuat anggaran yang dibutuhkan dan dilaporkan ke BNPB, nanti baru bantuan dikirim ke kita, dan baru kita distribusikan ke korban bencana, seperti kemarin mulai bulan Januari kita mendapatkan bantuan 250 juta dana ini dari pusat," jelasnya.
Santoso mengakui, dana yang turun dalam penanggulangan bencana itu tidak cukup. Meski 13.000 paket yang berisi beras, minyak, gula, kopi, teh telah didistribusikan ke lokasi- lokasi banjir.
Ditanya mengenai dana yang bersumber dari Pemkab, Santoso mengaku hampir 0%, karena dana pemerintah daerah memang terbatas.***