PEKANBARU (riaumandiri.co)-Dugaan bahwa lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan masih menjadi surga bagi peredaran narkoba, bukan isapan jempol belaka. Hal itu terungkap dalam razia gabungan Polda Riau bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau, Senin (7/3), di Lapas IIA dan Rutan IIB Pekanbaru. Dalam razia itu, petugas menemukan sebanyak 92 orang
92 Napi napi positif mengonsumsi narkoba.
Para napi tersebut adalah mereka yang menjalani masa hukuman di Lapas IIA Pekanbaru di Jalan Kapling. Mereka dinyatakan positif mengonsumsi narkoba, setelah dilakukan tes urine. Sedangkan di Lapas IIB di Jalan Sialang Bungkuk, Tenayan Raya, petugas tidak menemukan satu pun napi yang positif mengonsumsi narkoba.
Tidak hanya itu, petugas menyita beberapa benda terlarang lainnya, seperti senjata tajam dan handphone. Selain itu, petugas juga mengamankan sejumlah plastik, yang diduga digunakan sebagai tempat penyimpan narkoba jenis sabu-sabu.
Informasi di Kepolisian, razia gabungan tersebut digelar untuk menindaklanjuti dugaan tentang aksi peredaran narkoba, yang diduga dikendalikan dari balik lembaga pemasyarakatan (Lapas). Razia gabungan Senin kemarin, juga merupakan yang pertama sekali digelar selama tahun 2016 ini.
Dari pantauan lapangan, sekitar seratusan aparat Kepolisian bersenjata lengkap, diturunkan dalam razia tersebut. Usai apel bersama sekitar pukul 06.00 WIB, petugas langsung meluncur menuju Lapas IIA Pekanbaru di Jalan Kapling.
Kedatangan petugas yang secara mendadak itu, sontak membuat penghuni Lapas jadi kalang kabut, karena kebanyakan dari mereka masih asyik tidur. Dalam razia tersebut, petugas menyisir seluruh penghuni lapas, mulai dari dewasa hingga anak-anak dan perempuan.
157 Orang Diperiksa
Penggeledahan diprioritaskan terhadap ratusan napi yang terjerat kasus narkoba, yang jumlahnya mencapai 308 orang. Sebanyak 157 orang diperiksa dengan melakukan tes urine. Hasilnya cukup mengejutkan, karena 92 orang dinyatakan positif mengkonsumsi narkoba. Tak hanya itu, tim gabungan juga menemukan sabu-sabu seberat 0,2 gram, lengkap dengan alat hisap.
Barang haram itu ditemuka ada di kamar nomor 8 dan kamar nomor 10. Tak hanya itu, tim gabungan juga mengamankan puluhan handphone berbagai merek dan senjata tajam terdiri dari pisau kater, gunting, obeng, charger dan pemantik api.
Setelah dari Lapas IIA Pekanbaru, razia kemudian dialihkan ke Rutan kelas 11 B di Jalan Sialang Bungkuk, Tenayan Raya. Sama halnya di lokasi pertama, aparat gabungan bergerak menyisir ruangan Rutan satu per satu. Sekitar 57 orang napi kasus narkoba diperiksa, namun tidak ada yang positif mengonsumsi narkoba.
Berantas Narkoba
Terkait razia gabugan itu, Ketua BNNP Provinsi Riau, Kombes Ali Pranaka melalui Kabid Brantas dan Penindakan, AKBP Haldun, mengatakan, razia gabungan tersebut merupakan yang pertama sekali dilakukan tahun ini.
"Ini merupakan langkah awal kita untuk memberantas penyalahgunaan narkoba, dari dua lapas yang kita razia, lapas kelas 11 A kita razia 10 blok dan mengaamankan 92 napi positif narkoba sedangan rutan kelas 11 B nihil," terangnya.
Ditambahkannya, terhadap 92 orang napi tersebut, pihaknya akan mendata lagi. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui dari mana mereka mendapatkan barang haram tersebut. Setelah diperiksa, para napi tersebut akan dibawa kembali ke lapas.
sementara itu, Di (34) salah seorang napi yang positif mengonsumsi narkoba, mengakui, mendapatkan barang haram tersebut dari saudaranya yang membesuknya di Lapas. "baru empat hari saya mengonsumsi narkoba Pak, saya dapatkan dari teman saya, saya dipenjara selama dua tahun karena mengkonsumsi narkoba," akunya.
Terkait banyaknya warga binaan yang positif narkoba, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Riau, Ferdinand Siagian, mengakui pihaknya memang mengalami kesulitan untuk mendeteksi hal tersebut.
"Petugas kita terbatas untuk mengawasi para warga binaan ini. Itu kesulitannya," kata Ferdinand.
Pihaknya memperkirakan, narkoba tersebut ada yang disusupkan dari tamu saat besuk, kemudian disembunyikan di ruang kosong dan lainnya. "Kita juga mengakui jumlah petugas untuk saat ini untuk mengawasi napi sangat tidak seimbang," jelas Ferdinad. (mg3,mg4)