BAGANSIAPIAPI(riaumandiri.co) -Anggota DPRD Rohil dari Komisi B Edison, mengaku gusar dengan fakta di lapangan bahwa harga distribusi beras miskin di masing-masing desa yang tersebar di setip kecamatan, terdapat ketidaksamaan harga.
Seperti contoh, katanya, ada sebuah desa yang menjual beras raskin per kilogram lima ribu, tujuh ribu, bahkan sampai sepuluh ribu. Tentu hal ini membuat masyarakat bingung dan mempertanyakan hal kesenjangan harga tersebut kepada dewan.
"Saya sudh beberapa kali mendapat laporan langsung dari masyarakat tentang harga beras raskin yang tidak sama di setiap desa, jika memang harganya Rp20, maka seharusnya Rp20 untuk semua desakan, tapi ini berbeda," kata Edison.
Jika perbedaan harga disebabkan oleh distribusi beras raskin yang cukup jauh karena masing-masing desa tidak sama medannya, mungkin bisa masuk akal karena distribusi ke desa yang terjatuh dibutuhkan ongkos lebih.
"Tapi saya lihat harga beras (yang berbeda) itu terjadi tidak di daerah yang jauh dari lintas, kendati desa yang berbatas tapi harga beda," katanya lagi.
Setelah mengadakan hearing dengan bidang perencanaan ekonomi Setda Rohil beberapa waktu lalu, Edison mempertanyakan sekaligus meminta tindakan yang cepat dan akurat dari Pemda Rohil melalui dinas terkait untuk memerikasa dan mengontrol kembali penyaluran beras raskin di setiap desa.
Agar tidak terjadi lagi perbedaan harga, berhubung beras raskin yang Disubsidi oleh pemerintah itu guna membantu masyarakat lemah agra bisa mendapat beras dengan harga yang murah.
"Jangan sampai nantinya program beras raskin ini dijadikan proyek pula oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, pengadaan program itu kan untuk membantu masyarakat tentu ada oknum yang memanfaatkan keadaan dibalik itu," kata politis PKS ini. (adv/DPRD)