JAKARTA (riaumandiri.co)-Wakil Ketua MPR Mahyudin, mengucapkan selamat kepada pemerintah RI yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Jakarta, 6-7 Maret 2016.
Ini menunjukkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia berusaha untuk kembali memainkan peran aktif di tingkat regional maupun internasional.
"Harapannya, pelaksanaan KTT Luar Biasa OKI ini bukan hanya menghasilkan resolusi dukungan terhadap eksistensi negara Palestina, tapi juga menghasilkan deklarasi pengakuan kemerdekaan Palestina secara utuh," kata Mahyudin, Sabtu (5/3).
Dukungan ini bersesuaian dengan amanat UUD 1945 bahwa kemerdekaan itu hak segala bangsa, dan agar Indonesia ikut berperan aktif melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
KTT OKI
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Saya mendorong pemerintah dalam KTT Luar Biasa OKI ini untuk menjadi mediator dan fasilitator bagi pihak-pihak yang bertikai di Palestina, khususnya Fatah & Hamas,'' ujar dia.
Mahyudin juga mendorong keberadaan kedutaan besar atau konsulat jenderal di Palestina untuk memperkuat hubungan erat yang telah terjalin antara masyarakat Indonesia dan Palestina.
Sementara, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, di Jakarta, (Sabtu 5/3), menjelaskan, KTT Luar Biasa OKI kali diselenggarakan khusus sebagai bentuk keprihatinan dan upaya mengalihkan fokus perhatian dunia kepada tragedi penjajahan Isreal di Palestina dan Al-Quds Al-Syarif (Kota Suci Yerussalem).
"Semoga KTT menghasilkan resolusi dan deklarasi yang tegas, kongkrit, dan terukur dalam mendukung Palestina merdeka dan pembebasan Masjid Al-Aqsa dari cengkaraman Israel,” kata
Selain itu, ajang KTT kali ini diharapkan mampu dipakai delegasi Indonesia untuk menyatukan perbedaan sikap berbagai kelompok Pejuang Palestina khususnya antara Fatah dan Hamas.
"Tujuannya setelah bisa bersatu, makaberbagai bantuan untuk Palestina, tak hanya mengalir ke wilayah Tepi Barat/Ramallah saja, tapi juga ke Gaza. Sehingga KTT ini dapat djadikan sarana untuk mengakhiri isolasi terhadap Gaza," ujarnya.
Dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah KTT Luar Biasa OKI kali ini tidak bisa dilepaskan dari peran diplomasi dan posisi strategis Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina.
"Indonesia punya spirit memerdekakan bangsa-bangsa terjajah, dan hal itu jelas termuat di dalam Pembukaan UUD 1945, sehingga sampai kapanpun seluruh rakyat Indonesia akan tampil terdepan dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Dukungan ini juga tegas dikatakan Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan," tegasnya.
Kepada berbagai pihak di Indonesia diimbau agar tidak mengganggu penyelenggaraan KTT ini. Bahkan diharapkan publik bisa membantu menghadirkan rasa aman dan suasana kondusif bagi suksesnya KTT tersebut.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mennyatakan nantinya dokumen resolusi memang akan berisi konfirmasi kembali negara-negara OKI dengan fokus Palestina dan Yerusalem yang menjadi lokasi Masjid al-Aqsa.
Sementara, dokumen deklarasi akan lebih padat dan singkat, berisi langkah konkret ke depan untuk menindaklanjuti hal-hal yang disepakati negara-negara OKI terkait Palestina dan Yerusalem.
Dijadwalan akan ada beberapa isu yang akan dibahas dalam KTT Luar Biasa OKI tersebut. Pertama adalah masalah perbatasan, di mana hingga wilayah Palestina dari waktu ke waktu semakin mengecil karena dikuasai oleh Israel.
Kedua, masalah pengungsi Palestina yang tidak bisa kembali ke tempat asalnya. Ketiga, masalah status Kota Jerusalem yang dianggap Kota Suci oleh tiga agama, yakni Yahudi, Nasrani dan Islam.
Keempat adalah masalah pemukiman ilegal Israel yang terus mengerogoti wilayah Palestina juga menjadi hal yang belum bisa terselesaikan. Kelima, masalah keamanan dan keenam masalah distribusi air bersih yang terus menjadi isu konflik yang terjadi di kedua negara tersebut.
"Dalam sejarahnya, OKI didirikan tepat setelah adanya penyerangan Masjid Al Aqsa pada 1967 yang menyatukan negara-negara Islam. Namun, penjajahan Israel atas Palestina hingga kini belum juga berakhir, dan ini akan terus menjadi utang sejarah yang harus ditunaikan OKI,’’ kata Jazuli menegaskan.
Amankan Tamu VVIP
Selama pelaksanaan, pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) akan melekat mengamankan tamu sangat-sangat penting (very very important person/VVIP) yang menjadi peserta Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) ke-5 tahun 2016.
"Mereka akan selalu melekat berada di dekat tamu VVIP, mulai dari kedatangan di bandara, penginapan, ke tempat acara hingga kepulangan," kata Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) KTT LB OKI, Kolonel Czi Berlin G, di Jakarta.
Aparat TNI dan Polri akan mengamankan pada titik yang dilewati rombongan tamu penting (VIP) setingkat pejabat kementerian, dan VVIP setingkat kepala negara/pemerintahan.
Ia mengemukakan, personiel Paspampres di Bandara Halim Perdanakusuma sebanyak satu satuan setingkat peleton (SSP) sekira 60 orang, dan pengamanan dua satuan setingkat kompi (SSK) sekira 270 orang dari pasukan TNI dan Polri yang tergabung dalam Komando Operasi Pengamanan (Koopspam) bersiaga.
Sejauh ini, menurut dia, situasi keamanan menjelang pelaksanaan KTT LB OKI masih kondusif.
"Mudah-mudahan pelaksanaan KTT Luar Biasa OKI berjalan dengan lancar," ujarnya.
Koopspam KTT LB OKI juga menyiapkan strategi evakuasi jalur udara bagi para delegasi sebagai tamu negara sahabat jika terjadi gangguan keamanan maupun kerusuhan.
"Kita siapkan helikopter di beberapa titik untuk mengantisipasi bila terjadi gangguan keamanan," ujarnya.
TNI juga menyiapkan pasukan penyelamatan dari Paspampres yang bekerja saat terjadi gangguan dibantu tim pendukung lainnya.
Tim penyelamat tersebut, antara lain terdiri atas pasukan udara, darat, kendaraan keras dan kendaraan lapis baja, seperti panser yang akan bekerja cepat tanggap saat terjadi gangguan terhadap rombongan tamu VIP dan VVIP, demikian Kolonel Czi Berlin G.(rep/kcm/ant/acm/dar)