SIAK (riaumandiri.co)-Langkanya gas elpiji di Kecamatan Bungaraya karena terbatasnya stok yang diberikan ke masing-masing pangkalan. Bukan itu saja, dijualnya gas ke kawasan lain yang tidak termasuk dalam daftar pengguna langsung atau konsumen juga menjadi penyebab kelangkaan.
Seperti yang disampaikan Siti J (29) pengecer gas elpiji 3 kg dari Kampung Jatibaru, Rabu (2/3). Ia mengaku, sangat sulit mendapatkan gas elpiji untuk disalurkan ke konsumen atau masyarakat. Apalagi pangkalan yang biasa mengantarkan gas elpiji diwarungnya saat ini sudah tidak berani mengantar dengan alasan dilarang.
"Kalau begini caranya masyarakat di sini mau masak pakai apa," sebut Siti.
Senada juga diungkapkan Marjan. Sebagai masyarakat kecil atau miskin sangat membutuhkan sekali gas elpiji tersebut. Namun kalau diwarung dan di pangkalan tidak ada lagi terpaksa mengunakan kayu bakar.
"Kami tentunya sangat berharap sekali kepada dinas terkait agar dapat menstabilkan gas elpiji tersebut, biar mahal yang penting ada," harap Marjan yang juga sebagai hansip di Kecamatan Bungaraya itu.
Terpisah, Sekdes atau Krani Kampung Jayapura Musdofar mengungkapkan, di kampungnya juga terkadang langka gas elpiji, sehingga masyarakat harus pergi ke kampung sebelah untuk membeli gas tersebut.
"Kalau kelangkaan gas elpiji ini memang sering terjadi, namun kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Kita ingin tau kenapa kok bisa kurang," tanyanya.
Sementara itu, Tosiman (43) salah satu pemilik Pangkalan Winda Jaya ID 20/PT-PJM/S/2014, Kampung Temusai, Kecamatan Bungaraya menyebutkan, stok gas elpiji di pangkalannya masih kurang, karena gas elpiji tersebut juga dijual ke luar kampung.
"Kalau yang beli kenal kita kasih saja. Walau pun orang luar kampung, karena kasihan jauh-jauh mereka datang ke sini ingin membeli gas untuk keperluan keluarganya. Itu pun cuma lima tabung saja setiap minggunya untuk mereka," ujar Tosiman.
Selain itu, kata Tosiman, di pangkalan hanya mendapat jatah per bulannya sekitar 1.440 tabung gas elpiji. Sedangkan yang dilayaninya ada beberapa kampung, yaitu Kampung Dayang Suri, Jatibaru, Langsat Permai dan Temusai sendiri.
"Untuk itu kita juga berharap kalau bisa gas elpiji di pangkalan kita ditambah lagi sekitar 560 tabung. Jadi secara keseluruhan per bulannya sekitar 2.000 tabung. Kalau sudah 2.000 tabung saya yakin tidak akan kehabisan lagi," sebutnya.
Sementara itu Wan Bukhori selaku Kepala Disperindagkop Kabupaten Siak saat dimintai komentarnya menyebutkan, apabila ditemukan bukti terkait adanya penyimpangan Pangkalan Elpiji tersebut. Pihaknya akan mengambil langkah tegas sesuai hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kalau memang terbukti ada pangkalan yang melanggar peraturan, maka kita akan mencabut izin pangkalan tersebut. Tidak sampai di situ saja, maka kasus tersebut akan kita proses sesuai hukum yang sudah ditetapkan," tegas Wan Bukhori.
Terkait untuk penambahan stok, kata Wan Buhori, saat ini pihaknya belum bisa memastikan karena rencananya akan ada lagi gas 5 kg yang akan datang.***