SELATPANJANG (riaumandiri.co)- Musim kemarau yang terjadi di Kepulauan Meranti, kian menyulitkan masyarakat dalam menutupi kebutuhan air bersih.
Kalau untuk kebutuhan minum rumah tangga barangkali tidak terlalu sulit, karena banyak pengusaha yang menjual air galon di Meranti, bahkan sudah merambah ke desa-desa yang ada.
Hanya saja seperti kebutuhan air bersih untuk perhotelan, menjadi kian pelik. Sebab air bersih kebutuhan perhotelan haruslah air hujan.
Jika menggunakan air dari sumur bor atau air tanah, seperti biasa airnya payau dan bahkan ada kandungan karat yang dapat mengurungkan niat tamu untuk bermalam di hotel. Sehingga mau tidak mau pengusaha hotel harus bersusah payah mencari air hujan.
Kemarau semakin panjang saat ini semakin membuat air hujan mahal. Setiap hari kita harus mencari air hujan, dan harus kita sediakan cadangan. Sebab jumlah pemakian di hotel, tergantung banyaknya tamu yang menginap.
"Semakin banyak tamu yang nginap maka akan semakin banyak volume air bersih yang dibutuhkan,”ungkap salah seorang pengusaha hotel di Selatpanjang kepada Haluan Riau kemarin.
Pengusaha ini mengatakan setiap harinya harus menjajaki penjual air hujan. Sebab kebutuhan hotel satu hari setidaknya harus ada air hujan 50 hingga 75 drum sehari. Dan jika tamu lebih banyak bisa saja menghabiskan 100 drum/ perhari.
Apalagi kita tidak bisa membatasi jumlah pemakaian air di setiap kamar hotel.
Yang paling sedih, jika ada tamu yang menghidupkan keran air di kamar mandi, walaupun tidak memakainya. Kadang baru bisa diketahui saat petugas kamar membersihkan kamar.
"Tentu hal itu membuat keberadaan air bersih itu menjadi sia-sia.
Tapi namanya hotel, kita tidak berusaha menyinggung siapapun yang menjadi tamu kita. Untuk itulah kita berharap hujan segera turun, sehingga persediaan air bersih bisa tercukupi," ujar pengusaha yang tidak bersedia ditulis namanya itu.***