PEKANBARU (riaumandiri.co)-Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Riau melalui Badan Penanggulan Bencana Daerah, belum menetapkan Riau dalam status Siaga Kebakaran Lahan dan Hutan. Walaupun beberapa daerah telah ditemukan ada lahan yang terbakar, seperti di Siak, Dumai, Bengkalis dan Kepulauan Meranti.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengatakan, sejauh ini baru Kabupaten Meranti yang menyatakan status Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Sedangkan Dumai dan Bengkalis belum menetapkan status itu.
Dikatakannya, syarat untuk mendapatkan bantuan pencegahan seperti helikopter dari
Baru
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), minimal ada dua daerah yang menyatakan status Siaga.
"Untuk itu kita dorong daerah lain, kalau masih ada terjadi kebakaran, bisa membuat status siaga. Memang sampai saat ini masih bisa ditangani BPBD kabupaten/kota dan dibantu oleh pihak perusahaan seperti Sinar Mas dan RAPP," ujar Edwar Sanger, Minggu (28/2).
Lebih lanjut, ia menyebutkan, dalam upaya pemadaman kebakaran lahan yang terjadi di Bengkalis, Dumai dan Meranti, sudah ditangani oleh Polres, Kodim, masyarakat dan dibantu oleh Heli perusahaan Sinar Mas dan RAPP dengan melakukan water bombing. Saat ini kebakaran yang terjadi bisa diatasi dan dipadamkan.
Titik Panas Bertambah
Pada Minggu pagi kemarin sekitar pukul 07.00 WIB, jumlah titik panas di wilayah Riau terus bertambah dibanding hari-hari sebelumnya. Dari pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, titik panas yang terpantau mencapai 28 titik. Titik panas itu tersebar di beberapa kabupaten seperti di Bengkalis 19 titik, Pelalawan 5 titik, Siak 3 titik dan Indragiri Hilir 1 titik.
Sedangkan untuk wilayah Sumatera, total titik panas mencapai 68 titik. Dari jumlah itu, sebanyak 17 titik terpantau berada di Sumatera Utara, Aceh 7, Sumatera Barat 6, Bengkulu 9, Kepri 1 dan Riau 28 titik.
Menurut Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, secara umum, angin bertiup dari arah Utara hingga Timur Laut dengan kecepatan 5 knot–15 knots (9 km/jam– 27 km/jam). Kecepatan angin ini bisa berpotensi semakin meluasnya kebakaran lahan dan hutan, jika tidak cepat ditanggulangi, sehingga menyebabkan kabut asap.
Sementara, cuaca di wilayah Riau pada umumnya cerah hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan tidak merata yang dapat disertai petir terjadi di wilayah Riau bagian Barat dan Tengah pada siang atau sore dan malam hari.
Terkait hal itu, Edwar Sanger mengatakan, setelah dilakukan pemadaman tadi pagi (kemarin red), titik api nihil. "memang masih ada usaha pemadaman di wilayah Bukit Kerikil, Dumai juga diusahakan untuk dipadamkan. Yang jelas setiap ada titik api muncul langsung dipadamkan," tambahnya.
Ditambahkannya, BPBD Riau dalam pekan ini akan melaksanakan rapat pencegahan Karhutla dan persiapan penetapan Status Siaga Karhutla.
"Kalau Dumai dan Bengkalis menyatakan status Siaga, baru kita nyatakan Riau berstatus Siaga. Dalam minggu ini kita akan rapat dengan tim. BNPB sudah siap mengirimkan heli kalau sudah berstatus Siaga," tambah Sanger.
Untuk diketahui, di tiga Kabupaten Kota tersebut telah terjadi kebakaran lahan hingga puluhan hektare. Kuat dugaan, Karhutla di kawasan itu terjadi karena dibakar oknum masyarakat yang akan membuka lahan perkebunan.
Yang terbaru adalah Karhutla di Kabupaten Siak. Kebakaran terjadi di kawasan Sungai Apit dan menghanguskan sekitar 53 hektare lahan. Sejauh ini, aparat Kepolisian telah mengamankan lima orang tersangka, yang diduga melakukan pembakaran di kebun sagu. Kebun tersebut disebut-sebut milik Ahong, seorang pengusaha sagu asal Meranti. (nur)