PEKANBARU (riaumandiri.co)-Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Meranti akan memberlakukan sertifikasi usaha pariwisata. Salah satu persyaratan sertifikasi adalah Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Selain itu, TDUP juga diperlukan dalam rangka penerapan sanksi usaha pariwisata yang tidak melaksanakan sertifikasi usaha pariwisata (tidak sesuai standar).
Penerapan sertifikasi tersebut setelah adanya penandatangan komitmen antara Disparpora Meranti dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Jumat (26/2) malam lalu di Hotel Grand Zuri Pekanbaru tentang penerapan TDUP tersebut.
Penandatanganan komitmen tersebut juga dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau serta seluruh kabupaten dan kota di Riau.
"Setelah penandatangan komitmen itu, kita akan membahasnya dengan stakeholder terkait seperti bagian hukum Setkab Meranti, DPRD Meranti, Dinas PU serta bidang lainnya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat keluar Perda nya, sehingga kita bisa menerapkan sertifikasi usaha pariwisata tersebut," kata Kadisparpora Meranti, Izhak Israi usai penandatangan komitmen.
Ishak menyebutkan dengan adanya sertifikasi tersebut, maka pihaknya akan mudah melakukan pendataan terhadap usaha pariwisata di Riau. Bahkan, menurut Ishak, Kemenparekraf juga sudah memberikan bekal daerah dengan Permenparekraf No.53 tahun 2013 tentang standarisasi usaha pariwisata dan diperbarui dengan Permenparekraf No.6 Tahun 2014.
"Dalam Permenparekraf tersebut sudah diatur tentang standar usaha pariwisata. Ini bisa menjadi acuan bagi kita. Sekarang kita menunggu Perda yang dibuat oleh eksekutif dan legislatif Meranti sehingga sertifikasi ini bisa jalan," katanya.
Ishak menyebutkan dikarenakan belum adanya Perda yang mengatur hal itu membuat Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata ini belum maksimal. Untuk itu, pihaknya menilai kebutuhan akan Perda tersebut merupakan yang mendesak untuk mendongkrak PAD Meranti.
Sebenarnya, kata Ishak, potensi PAD dari sektor pariwisata di Meranti cukup besar. Selain dari objek wisata, juga bisa digali dari wisata budaya, wisata kulier dan wisata olahraga.
"Kalau objek wisata kita memiki pantai beting di Pulau Merbau dan lainnya. Untuk wisata budaya ada Pekan Muharam, lomba lari tual sagu, perang air pada perayaan Imlek dan lainnya.
Kemudian di wisata kulier yang kita banggakan adalah kuliner sagu yang sudah terkenal ke luar negeri. Kemudian kita juga akan menggarap wisata olahraga dengan memperbanyak kejuaraan di Meranti yang akan mendatangkan banyak orang," jelas Ishak.
Selama ini, kata Ishak wisata-wisata tersebut sudah menciptakan multi efek bagi Meranti seperti bidang perekonomian, sosial serta bisa membuat Meranti semakin dikenal orang dari seluruh dunia. ***