PEKANBARU (riaumandiri.co)-Forum Silaturahmi Lintas Budaya bersama Lembaga Adat di Riau menggelar Dialog Lintas Budaya dengan tema Perpaduan Perbedaan dalam Bingkai Kebersamaan Menuju Visi Riau 2020, 26-27 Februari di Perpustakaan Wilayah Soeman HS Pekanbaru.
Acara ini dilaksanakan untuk merekat persatuan masyarakat Riau yang terdiri dari berbagai macam etnis, seperti etnis Melayu, Jawa, Tionghoa, serta Nias. Chaidir, salah seorang nara sumber sekaligus penyelenggara acara mengatakan semangat kegotongroyongan, kebersamaan, dan solidaritas masyarakat Riau saat ini sudah mulai luntur.
"Saat ini masyarakat kita banyak yang individualis, oleh karena itu dalam momen mengenang satu tahun Tenas Effendy kita dari lembaga adat bersama Forum Silaturahmi menggagas acara dialog lintas budaya ini," jelas Chaidir kepada Haluan Riau, Jumat (26/2) usai menjadi narasumber acara.
Chaidir menjelaskan untuk menyatukan masyarakat Riau yang terdiri dari berbagai etnis, maka Forum Silaturahmi Lintas Budaya bersama Lembaga Adat Melayu Riau, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Wilayah Riau, Ikatan Keluarga Batak Provinsi Riau, dan Paguyuban Kawula Ngayogyakarta dan Sekitarnya (PKNS) Riau.
Jakiman, Ketua Paguyuban Masyarakat Yogyakarta Riau, Wakil Ketua Ikatan Warga Jawa Riau juga ikut menjadi narasumber dalam dialog tersebut, ia mengatakan tidak ada kebudayaan yang tidak memiliki kekurangan dam tidak ada kebudayaan yang tidak meiliki kelebihan. Semakin banyak budaya artinya semakin banyak kelebihan dalam masyarakat.
"Budaya apapun dengan keterbukaan dan intelektualnya dam seluruh kelebihan seperti budaya China dengan kebiasaan mengelola ekonomi yang luar biasa dan Jawa dengan etos kerjanya jika bersatu maka akan melahirkan kelebihan-kelebihan yang luar biasa," ujarnya saat memberikan materi dialog.
Narasumber lainnya yang ikut memberikan materi mewujudkan persatuan berbagai etnis di Riau adalah Alaidin Koto, Nyoto, dan Himsatopa Simatupang. (mg1)