JAKARTA (riaumandiri.co)-Apa yang dilakukan anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat, Brigadir Petrus Bakus, memang sungguh di luar dugaan. Ia tega memutilasi dua anaknya sendiri di rumah. Diduga, pelaku memiliki penyakit mental yang menyerang otak dinamakan schizophrenia.
Menurut Kapolda Kalbar, Brigjen Arief Sulistyanto, aksi Petrus itu dilakukannya Kamis (25/2) dini hari, di Asrama Polres Melawi. Kedua korban adalah Febian (5) dan Amora (3).
Polisi
"Pembunuhan terjadi pada saat istrinya sedang tidur kemudian terbangun saat suaminya mendatangi istrinya dengan membawa parang yang sudah berlumuran darah dengan mengatakan akan membunuh istrinya," ungkap Arief.
Dalam peristiwa itu, Febian mengalami luka pada leher, tangan kiri dan kanan serta kedua kaki terpotong. Sementara Amora mengalami luka di leher dan kedua kaki serta lengannya terpotong di atas lutut.
"Diduga tersangka mengalami Schizophrenia. Ia juga mengaku tak menyesal melakukan perbuatan itu. Katanya itu ia lakukan sebagai persembahan untuk Tuhan. Keduanya anaknya juga sudah berada di surga," sambungnya.
Penyakit mental tersebut diduga menjadi penyebab kuat, karena sebelum kejadian itu, Brigadir Petrus kerap marah-marah dan mengaku sering mendapat bisikan. Informasi ini disampaikan oleh istri pelaku. Namun polisi masih melakukan pendalaman. Istri pelaku saat ini diamankan oleh para petugas. Sementara polisi masih melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi.
Schizophrenia adalah penyakit otak kronik, berbahaya dan ketidakmampuan otak dalam bekerja dengan baik. Pada pria biasanya terjadi saat remaja akhir atau awal umur 20-an tahun, sedangkan pada wanita terjadi saat umur 20-an tahun sampai awal 30-an tahun.
Seperti dikutip dari schizophrenia.com, orang dengan schizophrenia biasanya mengalami gejala seperti mendengar suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain, atau percaya bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, mengontrol pikiran mereka, dan bahkan lebih berbahaya daripada itu.
Ditambahkan Arief, saat ini yang utama memberikan dukungan mental kepada Windri, istri Brigadir Petrus. "Bersama Bhayangkari menemui istrinya untuk memberikan support. Saya bawa dokter juga," terang Arief.
Tak Terdeteksi
Sementara itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku sudah menerima laporan terkait aksi keji oknum Polisi tersebut.
"Tadi malam terjadi sesuatu kepada anaknya. Dibunuh katanya untuk persembahan kemudian juga istrinya rencananya juga akan dihabisi," ujarnya.
Dari informasi yang diterima pihaknya, Petrus sudah menderita gangguan kejiwaan sejak kecil, namun tak terdeteksi saat masuk polisi.
"Sudah dilaporkan oleh kapolda memang yang bersangkutan ini sejak umur 4 tahun ini sering mengalami semacam kemasukan atau kesurupan. Itu tidak terdeteksi masuk polisi," ujarnya.
Kerasukan yang dimaksud Kapolri, diduga kuat berhubungan dengan penyakit schizophrenia.
"Ini sedang diproses dan ditangani, memang istrinya juga membenarkan bahwa yang bersangkutan itu beberapa hari ini kelihatan aneh kemudian sering mengigau semacam dikejar kejar. Menurut penjelasan istrinya, kemungkinan kerasukan," paparnya. (bbs, dtc, ral, sis)