PASIR PENGARAIAN(HR)-Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Rohul, Budhia Kasino meminta warga Desa Karya Mulya, Kecamatan Rambah Samo yang menerima raskin berulat segera mengembalikannya ke kantor desa.
Beras untuk warga miskin yang berulat akan diganti, karena raskin tersebut menjadi tanggung jawab Bulog. "Kita tidak tahu bagaimana penyusunan raskin di gudang Bulog. Biasanya, sesuai permohonan kepala desa, langsung didistribusikan. Kades tidak lagi mengecek ke gudang, dan raskin langsung dinaikan ke truk," kata Budhia.
Ditambahkan Budhia, seharusnya Bulog mengecek raskin sebelum dinaikkan ke truk. Begitu juga pihak Bulog, raskin yang diantar harus dicek atau tanda sampel beras layak dikomsumsi.
Menurut Budhia, jika kejadian serupa terulang, bukan pihak Bulog juga yang capek, warga sebagai penerima juga dirugikan, apalagi jika sudah sempat dikonsumsi.
"Belum lagi biaya transportasi. Belum lagi capeknya mengantarnya lagi ke desa. Jangan terjadi lagi seperti inilah," harapnya.
Budhia kembali menekankan pihak Bulog agar lebih teliti sebelum mendistribusikan Raskin ke desa-desa. Dia meminta, sebelum beras dinaikkan truk, petugas pengawas dari Bulog harus mengecek kualitas beras.
Lebih lanjut dijelaskan Budhi, jumlah warga miskin di Rohul yang mendapat raskin mencapai 16.276 Rumah Tangga Miskin (RTM). Masing-masing kepala keluarga dijatah 15 kilogram raskin yang dibeli masyarakat seharga Rp1.600 per kilogramnya.
"Raskin merupakan beras lokal yang berasal dari Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Riau sendiri. Mungkin karena terlalu lama menyimpan, akhirnya timbul ulat," terangnya.
Budhia meminta kepada Bulog, sebelum beras didistribusikan dan dinaikkan ke truk,agar melakukan pengecekan terlebih dahulu. Agar masyarakat penerima raskin dan Bulog tidak dirugikan.
"Kita berharap kejadian serupa itu tidak terulang lagi kedepannya," harapnya.
Sebelumnya, Kepala Gudang Bulog Batas, Kecamatan Tambusai, Rianto, mengakui pihaknya sudah teliti sebelum menaikkan karung berisi Raskin ke truk, sebelum didistribusikan ke desa-desa. Saat ditemukan ada karung rusak, Bulog baru memeriksa isinya.
Bulog, kata Rianto, juga rutin melakukan fumigasi atau pembersihan hama beras. Seperti dilakukan pada sisa stok raskin sekitar 200 ton di gudangnya yang merupakan stok Oktober 2014 lalu.
Kepala Gudang ini mengakui soal kualitas raskin dirinya tidak mengetahuinya. Pasalnya beras itu merupakan pengadaan dari Pemerintah Pusat yang didatangkan dari salah satu daerah di Jawa Timur.***