BAGANSIAPIAPI (riaumandiri.co)-Warga diminta turut mengawasi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Serentak. Banyaknya bantuan yang dikucurkan ke desa/kepenghuluan, membuat pilkades menjadi bidikan banyak orang.
Demikian dikatakan Ketua Badan Permusyawarah Kepenghuluan Labuhan Tangga Kecil, Masrul Gusti, di Bagansiapiapi, Selasa (23/2). Dikatakannya situasi pilkades saat membuat figur calon saling jor-joran untuk mengaet massa.
Kondisi ini tidak metutup kemungkinan jadi ajang politik uang.
"Sekarang kepala desa/datuk penghulu adalah jabatan yang diidam-idamkan. Bagaimana tidak, saat ini, desa mendapat perhatian ekstra lebih dari pemerintah. Banyak bantuan yang dikucurkan untuk pembangunan di desa antara Alokasi Dana Desa (ADD) yang nominalnya cukup banyak. Banyaknya bantuan ini lah yang menurut saya membuat banyak yang berminat mendapat jabatan kepala desa atau datuk penghulu," kata Masrul.
Di beberapa kepenghuluan yang telah memulai penjaringan bakal calon diketahui memiliki banyak pendaftar. Hal ini tidak terlepas dari potensi besar yang ada di desa/kepenghuluan.
"Jika dipandang dari aspek positif makin banyak calon yang bersaing semakin dapat menghadirkan figur yang terbaik untuk memimpin daerah namun sisi negatifnya rawan dengan politik transaksional. Nah, di sinilah butuh keterlibatan masyarakat untuk mengawasi proses pilkades demi terwujudnya Pilkades Serentak yang jujur," tutur Masrul.
"Bayangkan, sebelum ada program ADD orang yang mencalonkan jadi penghulu itu minimal menyiapkan dana Rp80 sampai Rp100juta, tentunya untuk berbagai keperluannya. Apalagi sekarang sudah ada ADD, makin banyak yang berminat jadi penghulu. Makanya, kemungkinan balon pun bakal rela menggelontorkan uang banyak demi mendapatkan jabatan itu," ungkap Masrul.
Jika tidak diawasi dengan serius hal ini akan berpotensi menjadi bom waktu. Karena yang lahir adalah pemimpin yang cenderung bermodal kuat.
"Politik uang terangnya merupakan sesuatu yang buruk karena membuat mental calon pemilih menjadi apatis untuk berpartisipasi bagi lingkungannya selain itu membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak," ketusnya.
Pilkades Serentak di Rohil rencananya digelar 30 Juni 2016 mendatang. Pesta demokrasi ini diikuti 66 kepenghuluan.(hrc/hen)