Painan (riaumandiri.co)- Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit menargetkan penurunan persentase angka kemiskinan di provinsi itu mencapai 1,5 persen setiap tahunnya.
Ia ketika dihubungi di Padang, Selasa (23/2), mengatakan, upaya untuk menekan angka kemiskinan itu dilakukan melalui berbagai program pemberdayaan petani.
Sebab, tambahnya, hing ga kini sebagian besar penduduk miskin masih merupakan kelompok masyarakat petani yang keberadaannya tersebar di 19 kabupaten/kota.
"Target penurunan kemiskinan itu telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi (RPJMP) 2016-2021," lanjutnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Sumbar pada posisi Maret 2015 mencapai 379.609 jiwa atau sebesar 7,31 persen dari total penduduk.
Angka itu mengalami kenaikkan 0,42 persen jika dibandingkan dengan posisi September 2014 yang hanya tercatat sebanyak 354.738 jiwa atau 6,89 dari total penduduk.
Pada periode itu, lonjakan angka kemiskinan tertinggi terjadi di daerah pedesaan yang naik hingga 15.369 jiwa. Sedangkan di daerah perkotaan hanya 9.502 jiwa.
Dari 19 kabupaten/kota yang ada di Sumbar, terdapat tiga kabupaten yang akan dijadikan sebagai skala prioritas pengentasan kemiskinan.
Ketiga kabupaten itu adaah Pasaman Barat, Solok Selatan dan Kepulauan Mentawai. "Karena dari jumlah penduduk miskin yang ada, sebaran paing banyak di tiga kabupaten itu," katanya.
Sejauh ini, komponen terbesar dalam menyumbangkan angka kemiskinan adalah kelompok bahan makanan dengan kontribusi mencapai 75,89 persen.
Sedangkan untuk non-makanan hanya sebesar 24,11 persen. Untuk itu, penyusunan program pengentasan kemiskinan kabupaten/kota hendaknya sesuai dengan RPJMP.
"Dengan demikian, selama lima tahun ke depan ang ka kemiskinan di Sumatera Barat ini bisa ditekan hingga 7,5 persen. Minimal kami targetkan turun hingga 5 persen," ujarnya. (ant/ivi)