Pekanbaru (riaumandiri.co)- Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menerjang banjir setinggi 50 hingga 60 cm di Desa Kualu, Kabupaten Kampar, Sabtu (13/2), untuk menyerahkan bantuan kepada warga.Mensos bersama rombongan melintasi banjir luapan Sungai Kampar dengan menumpang perahu karet, sementara bantuan diangkut mobil Rescue Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Sesampainya di lokasi rumah warga, Mensos yang mengenakan kemeja dan jilbab putih, celana panjang hitam, serta sepatu boot, berjalan kaki membagikan bantuan kepada warga korban banjir di Desa Kualu, Kecamatan Tambang.
Selain menyambangi rumah-rumah warga, Mensos terlebih dahulu melihat secara langsung posko banjir dan dapur umum bagi para pengungsi yang rumahnya tergenang air.
"Sudah berapa lama banjir, apa keluhannya bu," kata Mensos usai memberikan bantuan kepada salah seorang warga, Sabtu (13/2).
Turut mendampingi Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman beserta istri Sisilita. Kadinsos Riau Syarifudin, Kadiskes Riau Andra, Kasatpol PP Zainal Z.
Sejumlah bantuan yang diberikan Mensos selain sembako, juga berupa selimut, jaket, termasuk makanan pendamping untuk anak-anak.
Mensos
Dalam peninjauan, Mensos menyerahkan bantuan dengan jumlah total Rp696 juta berupa sandang, pangan, peralatan evakuasi dan alat kendaraan penanggulangan bencana.
Asisten II Setdakab Kampar menyebutkan, hingga saat ini sudah 16 kecamatan, 74 desa, terkena dampak banjir. Selain itu, banjir juga sudah menenggelamkan 95 unit sarana pendidikan, rumah ibadah 69 unit, sedikitnya 35 ribu warga terpaksa mengungsi. Sementara untuk korban meninggal ada dua orang.
Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Banjir dan Longsor karena mempertimbangkan potensi curah hujan cukup tinggi, area banjir yang makin meluas dan telah mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia.
Banjir hingga kini melanda tiga daerah di Riau yakni Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi. Ketiga kepala daerah masing-masing di kabupaten itu juga telah menetapkan status tanggap darurat banjir karena kewalahan untuk melakukan antisipasi.
Dengan penetapan status siaga darurat banjir dan longsor, pemerintah daerah akan lebih leluasa dan lebih cepat menggunakan anggaran untuk logistik serta meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar membantu pendanaan melalui dana tanggap darurat.
BPBD Riau juga telah menggelontorkan bantuan dana sebesar Rp500 juta yang dibagi dua untuk Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu.
Banjir di Kampar hingga kini menggenangi 56 desa pada 12 kecamatan dengan ketinggian air berkisar 1,7 meter. Korban yang terdampak banjir mencapai 26.614 kepala keluarga atau mencapai 133.070 jiwa.
Cadangan Beras
Menteri Sosial Khofifah Indar parawansa menyatakan belum akan membantu korban banjr di beberapa kabupate/kota di Provinsi Riau karena dinilai masih bisa ditanggulangi oleh daerah.
Hal tersebut mengacu pada standar prosedur operasional bencana banjir. Dikatakannya jika bupati/walikota sudah mengeluarkan Surat Keputusan status darurat, untuk kebutuhan beras kepala daerah itu bisa menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP) sampai dengan jumlah 100 ton.
Jika sudah terpakai ternyata masih membutuhkan, selanjutnya pemerintah provinsi dalam hal ini gubernur untuk mengeluarkan SK status darurat. Dengan keputusan itu gubernur bisa mengeluarkan beras hinga 200 ton.
"Kalau sudah di atas 200 ton baru Kementrian Sosial," ujarnya di Pekanbaru.
Saat ini, berdasarkan laporan Bulog Riau-Kepri, dalam waktu dekat jika Bupati Kampar akan menggunakan 100 ton CBP berasnya sudah siap. Karena cadangan beras di Riau cukup untuk tujuh bulan ke depan, terlebih lagi Bulan Maret nanti juga sudah panen raya.
Bulog Riau dan Kepri sampai tanggal 4 Februari 2016 tersedia stok beras mencapai 25 ribu ton yang tersebar di masing-masing daerah dengan perkiraan ketahanan pasokan hingga lima bulan ke depan.
Bulog Riau dan Kepri memiliki sembilan titik gudang seperti Riau dengan kapasitas 8.000 ton, Kampar 1.000 ton, Tanjung Pinang 5.000 ton, Dumai 14.500 ton, Ranai-Natuna 2.000 ton, Batam 4.000 ton, Bengkalis 1.500 ton, Tembilahan 1.000 ton dan Rengat 1.000 ton.
Kemudian untuk bantuan lain, pihaknya terus menyalurkan buffer stock kepada dinas sosial di provinsi. Stok tersebut bisa dipakai kabupaten/kota manapun dan jika sudah habis semua bisa diminta yang dari nasional.
"Kalau di Sumatera itu bisa digunakan yang di Palembang, kalau di Riau sudah digunakan atau belum tanya ke dinsos masing-masing," ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman juga mengatakan kalau untuk beras masih cukup. Nanti akan dilihat perkembangannya apakah masih bisa digunakan.
"Kalau butuh lagi kita tambah, minta ke Bu Menteri. Kalau dilihat kebutuhan beras masih banyak yang bisa dipakai," ujarnya.
Terkait bantuan lainnya, dia mengatakan nanti dalam kunjungan menteri ke lokasi banjir akan dilihatnya apa yang kurang. Dia mengakui bantuan untuk selimut memang kurang.
"Nanti kita sampaikan waktu Ibu Menteri mengunjungi korban," jelasnya.
Sementara itu, Mensos ofifah Indar Parawansa juga menjelaskan bahwa keluarga korban meninggal akibat banjir yang terjadi di Kampar bisa mendapatkan bantuan sebesar Rp15 juta. Untuk mendapatkannya, keluarga harus melampirkan surat kematian ke Kementerian Sosial (Kemensos).
Untuk pengurusannya, keluarga korban bisa berkoordinasi melalui Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Riau, untuk mendapatkan tekhnis pengurusan. Setelah urusan tuntas, baru bantuan sebesar Rp15 juta bisa dicairkan.
"Kalau memang cepat diurus Senin nanti bisa dicairkan langsung melalui rekening warga," ujar menteri.
Menteri Khofifah meminta kepada instansi terkait kembali melakukan pemetaan baik yang sudah daerah yang sudah terkena banjir mau pun yang berpotensi. Hal itu dimaksudkan, agar tidak ada warga atau daerah yang tidak merasakan bantuan.(ant/rtc/grc/dar) Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menerjang banjir setinggi 50 hingga 60 cm di Desa Kualu, Kabupaten Kampar, Sabtu (13/2), untuk menyerahkan bantuan kepada warga.Mensos bersama rombongan melintasi banjir luapan Sungai Kampar dengan menumpang perahu karet, sementara bantuan diangkut mobil Rescue Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Sesampainya di lokasi rumah warga, Mensos yang mengenakan kemeja dan jilbab putih, celana panjang hitam, serta sepatu boot, berjalan kaki membagikan bantuan kepada warga korban banjir di Desa Kualu, Kecamatan Tambang.
Selain menyambangi rumah-rumah warga, Mensos terlebih dahulu melihat secara langsung posko banjir dan dapur umum bagi para pengungsi yang rumahnya tergenang air.
"Sudah berapa lama banjir, apa keluhannya bu," kata Mensos usai memberikan bantuan kepada salah seorang warga, Sabtu (13/2).
Turut mendampingi Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman beserta istri Sisilita. Kadinsos Riau Syarifudin, Kadiskes Riau Andra, Kasatpol PP Zainal Z.
Sejumlah bantuan yang diberikan Mensos selain sembako, juga berupa selimut, jaket, termasuk makanan pendamping untuk anak-anak.
Mensos
Dalam peninjauan, Mensos menyerahkan bantuan dengan jumlah total Rp696 juta berupa sandang, pangan, peralatan evakuasi dan alat kendaraan penanggulangan bencana.
Asisten II Setdakab Kampar menyebutkan, hingga saat ini sudah 16 kecamatan, 74 desa, terkena dampak banjir. Selain itu, banjir juga sudah menenggelamkan 95 unit sarana pendidikan, rumah ibadah 69 unit, sedikitnya 35 ribu warga terpaksa mengungsi. Sementara untuk korban meninggal ada dua orang.
Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Banjir dan Longsor karena mempertimbangkan potensi curah hujan cukup tinggi, area banjir yang makin meluas dan telah mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia.
Banjir hingga kini melanda tiga daerah di Riau yakni Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi. Ketiga kepala daerah masing-masing di kabupaten itu juga telah menetapkan status tanggap darurat banjir karena kewalahan untuk melakukan antisipasi.
Dengan penetapan status siaga darurat banjir dan longsor, pemerintah daerah akan lebih leluasa dan lebih cepat menggunakan anggaran untuk logistik serta meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar membantu pendanaan melalui dana tanggap darurat.
BPBD Riau juga telah menggelontorkan bantuan dana sebesar Rp500 juta yang dibagi dua untuk Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu.
Banjir di Kampar hingga kini menggenangi 56 desa pada 12 kecamatan dengan ketinggian air berkisar 1,7 meter. Korban yang terdampak banjir mencapai 26.614 kepala keluarga atau mencapai 133.070 jiwa.
Cadangan Beras
Menteri Sosial Khofifah Indar parawansa menyatakan belum akan membantu korban banjr di beberapa kabupate/kota di Provinsi Riau karena dinilai masih bisa ditanggulangi oleh daerah.
Hal tersebut mengacu pada standar prosedur operasional bencana banjir. Dikatakannya jika bupati/walikota sudah mengeluarkan Surat Keputusan status darurat, untuk kebutuhan beras kepala daerah itu bisa menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP) sampai dengan jumlah 100 ton.
Jika sudah terpakai ternyata masih membutuhkan, selanjutnya pemerintah provinsi dalam hal ini gubernur untuk mengeluarkan SK status darurat. Dengan keputusan itu gubernur bisa mengeluarkan beras hinga 200 ton.
"Kalau sudah di atas 200 ton baru Kementrian Sosial," ujarnya di Pekanbaru.
Saat ini, berdasarkan laporan Bulog Riau-Kepri, dalam waktu dekat jika Bupati Kampar akan menggunakan 100 ton CBP berasnya sudah siap. Karena cadangan beras di Riau cukup untuk tujuh bulan ke depan, terlebih lagi Bulan Maret nanti juga sudah panen raya.
Bulog Riau dan Kepri sampai tanggal 4 Februari 2016 tersedia stok beras mencapai 25 ribu ton yang tersebar di masing-masing daerah dengan perkiraan ketahanan pasokan hingga lima bulan ke depan.
Bulog Riau dan Kepri memiliki sembilan titik gudang seperti Riau dengan kapasitas 8.000 ton, Kampar 1.000 ton, Tanjung Pinang 5.000 ton, Dumai 14.500 ton, Ranai-Natuna 2.000 ton, Batam 4.000 ton, Bengkalis 1.500 ton, Tembilahan 1.000 ton dan Rengat 1.000 ton.
Kemudian untuk bantuan lain, pihaknya terus menyalurkan buffer stock kepada dinas sosial di provinsi. Stok tersebut bisa dipakai kabupaten/kota manapun dan jika sudah habis semua bisa diminta yang dari nasional.
"Kalau di Sumatera itu bisa digunakan yang di Palembang, kalau di Riau sudah digunakan atau belum tanya ke dinsos masing-masing," ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman juga mengatakan kalau untuk beras masih cukup. Nanti akan dilihat perkembangannya apakah masih bisa digunakan.
"Kalau butuh lagi kita tambah, minta ke Bu Menteri. Kalau dilihat kebutuhan beras masih banyak yang bisa dipakai," ujarnya.
Terkait bantuan lainnya, dia mengatakan nanti dalam kunjungan menteri ke lokasi banjir akan dilihatnya apa yang kurang. Dia mengakui bantuan untuk selimut memang kurang.
"Nanti kita sampaikan waktu Ibu Menteri mengunjungi korban," jelasnya.
Sementara itu, Mensos ofifah Indar Parawansa juga menjelaskan bahwa keluarga korban meninggal akibat banjir yang terjadi di Kampar bisa mendapatkan bantuan sebesar Rp15 juta. Untuk mendapatkannya, keluarga harus melampirkan surat kematian ke Kementerian Sosial (Kemensos).
Untuk pengurusannya, keluarga korban bisa berkoordinasi melalui Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Riau, untuk mendapatkan tekhnis pengurusan. Setelah urusan tuntas, baru bantuan sebesar Rp15 juta bisa dicairkan.
"Kalau memang cepat diurus Senin nanti bisa dicairkan langsung melalui rekening warga," ujar menteri.
Menteri Khofifah meminta kepada instansi terkait kembali melakukan pemetaan baik yang sudah daerah yang sudah terkena banjir mau pun yang berpotensi. Hal itu dimaksudkan, agar tidak ada warga atau daerah yang tidak merasakan bantuan.(ant/rtc/grc/dar)