PEKANBARU (riaumandiri.co)-Lucky Achadi tidak akan pernah melupakan kejadian yang menimpa dirinya, Kamis (11/2) malam.
Bagaimana tidak, dirinya yang saat itu hendak keluar rumah, mengalami penyergapan oleh personel Satuan Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru, yang dipimpin langsung oleh sang Kasat, Kompol Iwan Lesmana Riza.
Pria berusia 34 tahun yang berprofesi sebagai kontraktor ini, sempat ditodong pistol dan dipaksa tiarap. Bahkan, dirinya juga diinjak hingga celana di bagian lutut robek karena bergesekan dengan aspal. Ternyata, penyergapan yang dilakukan oknum Polisi ini salah sasaran.
Dikisahkan warga Blok I Nomor 21 Perumahanan Kuantan Regency Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru ini kepada Haluan Riau, kalau kejadian bermula saat dirinya yang mengendarai sebuah mobil Mitsubushi Mirage berwarna putih bergerak menuju akses jalan keluar komplek perumahannya. Saat itu, sekitar pukul 19.00 WIB.
"Tepat di dekat sebuah Vihara (tempat ibadah umat Buddha, red) di komplek itu, Saya dihentikan oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor," ungkap Lucky melalui sambungan telepon, Jumat (13/2).
Lucky menduga dirinya telah dibuntuti sejak keluar dari rumah. Tak hanya itu, sebuah mobil juga berhenti tepat didepannya seolah menjadi palang untuk menghentikan langkah mobilnya.
"Keluar!! Keluar!!," lanjut Lucky saat menirukan teriakan sang pengendara sepeda motor itu kepadanya dirinya, sambil berjalan menuju mobilnya dan menodongkan senjata api ke arahnya."Mulanya saya menduga ini perampokan," sambungnya.
Kepada sejumlah orang tersebut, dirinya sempat menanyakan ada apa gerangan, dimana sang pengemudi menyuruh dirinya diam. "Diam kau!," jawab pria bermotor itu sambil tetap menodongkan senjata ke arahnya.
Selain pengendara motor, sejumlah pria lainnya, turun dari mobil yang tadi menghalanginya dan langsung menggeledah tubuh dan mobil Lucky. Ternyata Polisi, bukan perampok.
Meski menyadari dirinya ternyata disergap Polisi, namun Lucky tak menyangka diperlakukan bak penjahat. Ia disuruh tiarap diatas jalan. Bahkan, kakinya pun terluka akibat diajak salah seorang oknum Polisi itu."Celana Jeans saya sampai robek. Saya sangat ketakutan sekali," tutur Lucky.
Usai digeledah, Lucky pun diborgol lalu digiring
Korban
ke sebuah rumah masih di kawasan komplek perumahan itu. Peristiwa itu, sebut Lucky, disaksikan oleh warga sekitar yang berkerumun.
"Saya dibawa ke rumah lain. Ternyata, mereka baru menangkap seorang pengedar narkoba. Dan mereka (Polisi, red) pikir saya salah satu dari komplotan pengedar. Saya ?langsung dikonfrontir dengan pengedar itu," papar Lucky kembali mengisahkan.
Saat dikonfrontir, kepada Polisi, pengedar narkoba itu mengaku tak mengenal Lucky. Drama penangkapan Lucky berakhir. Borgolnya akhirnya dilepas."Penangkapan itu dipimpin oleh Kasat (Kepala Satuan, red) Narkoba Kompol Iwan Lesmana dan Kanit (Kepala Unit, red) Adi Santoso," sebut Lucky.
Menyadari telah salah tangkap, malam itu juga, Kompol Iwan membawa Lucky ke Rumah Sakit Bhayangkara Jalan Kartini untuk menjalani perawatan luka di kaki akibat aksi polisi saat penangkapan itu.
"Dia (Kompol Iwan, red) minta maaf dan minta supaya saya tak melaporkan kejadian itu ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) dan Inspektorat Pengawasan Daerah (Itwasda) Polda Riau. Namun, saya menolak. Sebab, saya tak terima diperlakukan seperti kriminal bahkan kayak teroris," tegas Lucky.
Menurutnya, selain luka fisik dan mentalnya terganggu, warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu pasti akan berprasangka buruk pada dirinya. "Nama baik saya jadi rusak. Warga pasti nuduh saya penjahat. Ini harus dipulihkan," ujarnya lagi.
Tak sampai disitu, hari ini (kemarin, red), dua orang mewakili Kompol Iwan Lesmana Riza datang kembali ke rumahnya memohon agar dirinya tak melaporkan kejadian itu. Lucky pun akhirnya mengalah.
"Saya pun janji takkan melaporkan. Tapi, saya minta Kompol Iwan harus pulihkan nama saya di Komplek ini. Dan, saya akan ceritakan semua kejadian itu ke media agar masyarakat tahu apakah prosedur penangkapan tak menghargai Hak Asasi seperti ini," pungkas Lucky.
Kendati telah ada permintaan maaf, Lucky tetap mengharapkan Kompol Iwan Lesmana Riza meminta maaf secara tertulis di media."Dia juga harus memulihkan nama baik saya. Saya malu. Orang komplek tempat saya tinggal mungkin menduga saya gembong narkotika. Padahal seumur hidup, saya tidak pernah menyicip barang haram tersebut," tandasnya.
Sementara, menurut versi Kasat Resnarkoba Polresta Pekanbaru, Kompol Iwan Lesmana Riza, kalau saat itu, pihaknya memberhentikan laju kendaraan Lucky, dan menyampaikan kalau mereka dari Polresta Pekanbaru. "Kita berhentikan. Kita sampaikan kita polisi dari Polresta, kita minta dia kembali ke dalam (komplek perumahan,red)," jelas Iwan.
Setelah dipastikan, ternyata Lucky bukanlah target yang dicari pihaknya. "Oke, Pak (Lucky). Ternyata bukan Bapak. Terima kasih, Pak. Gitu aja ceritanya," lanjut Iwan.
Hal tersebut diketahui setelah pihaknya mempertemukan antara pelaku yang sudah diamankan sebelumnya, dengan Lucky."Kita pertemukan dengan pelaku. Kita disebutkan ciri-ciri pelaku. Dia (target polisi,red) menggunakan mobil putih," lanjutnya.
Akhirnya sang target berhasil tertangkap di Jalan Satria, dengan menggunakan mobil berwarna putih. "Mobil Lucky mobilnya putih juga," sebutnya.
Jika saat itu Lucky ketakutan menerima kedatangan Polisi, Iwan menyebut hal tersebut wajar. "Wajar dia (Lucky,red) berpikiran seperti itu. Setelah tahu Polisi, barulah (dia paham). Pak Lucky nya kooperatif," tukas Iwan.
Terkait permintaan Lucky agar Iwan dan jajaran meminta maaf kepada dirinya, Iwan mengaku hal tersebut sudah dilakukannya. "Sudah kita tadi (kemarin,red) ke sana meminta maaf," sebut Iwan.
Iwan juga mengaku telah berkoordinasi dengan aparat lingkungan untuk melakukan koordinasi guna meluruskan hal yang sebenarnya.
"Mulanya warga sana salah sangka. Pak RT kebetulan lagi Imlek. Dan kita sampaikan ke Pak RW dan Sekuriti. Jadi bukan seperti yang disangkakan (warga). Ada penangkapan, kita sampaikan tidak ada kaitan sama sekali (dengan Lucky). Nanti saya ke sana lagi," pungkas Iwan.
Bekerja Sesuai SOP
Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Yose Saputra berharap agar personel Polisi, harus bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur.
Jika saja masih terjadi hal yang tidak sesui dengan protap seperti, pengungkapan suatu kasus, Dewan minta agar pimpinan di kepolisianperlu untuk melakukan evaluasi terhadap anggota yang bertugas di lapangan.
Pernyataan tersebut dikatakan Yose Saputa menyusul adanya kasus salah tangkap terhadap pelaku narkoba yang diduga dilakukan oleh Satuan Narkoba, Polresta Pekanbaru.
"Tidak hanya kepada personel, namun seluruh perwira Polisi di jajaran Polresta Pekanbaru, sepertinya perlu agar bertugas sesuai dengan tugas dan fungsinya, mengayomi, melindunggi masyarakat dan sebagainya,"kata Yose Saputra,
Dikatakan Yose, jika masyarakat merasa tidak terima atas perlakuan polisi, maka juga dapat menuntut sesuai dengan prosedur, seperti membuat laporan.
"Suatu hak dari masyarakat untuk melaporkan perlakuan dari aparat kepolisian. Masyarakat dapat membuat laporan ke Bid Propam Polda, sehingga ke depannya tidak menimbulkan persepsi negatif masyarakat, terhadap fungsi aparat keamanan," imbuh Yose.***