PEKANBARU (HR)-Dengan berakhirnya kepengurusan dan bersempena dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 65 yang jatuh pada 22 Januari lalu, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) wilayah Riau kembali mengukuhkan pengurus PDGI cabang se propinsi Riau periode 2014-2017, Sabtu (31/1) di Hotel Pangeran.
Pengurus terpilih langsung dilantik oleh Wakil Ketua PB PDGI Pusat, DR drg Hananto Seno yang turut disaksikan oleh ratusan dokter gigi se Riau, termasuk diantaranya Lidya Basko.
Tampak pula hadir dalam acara tersebut Asisten Bidang Kesra Kota Pekanbaru, Sentot Joko Prayetno, Kepala Dinas Kesehatan Riau Zainal Arifin, Ketua IDI Riau Nuzelly dan seluruh Kadiskes Kabupaten Kota.
Adapun pengurus PDGI terpilih diantaranya, Ketua PDGI cabang Pekanbaru Drg Chairul Sahri, Inhu Drg Sri Dharmayanti, Kampar Drg Rita Herawati, Kuansing Drg Arni Suharti, Rohul drg Wahyu Haryanti, Rohil drg Yusdiana, Msi, Dumai drg H Sazali Hamid, Siak Akmal Hamdi, Pelalawan drg Aznar, MPH dan Inhil drg Yandri Sahputra.
Menurut Hananto, seorang dokter gigi harus kreatif dalam menciptakan program kesehatan yang pro kepada masyarakat dan pemerintah, khususnya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Karena hingga saat ini, dari survei yang dilakukan bahwa angka kesehatan gigi dan mulut di masyarakat masih tergolong kecil dan buruk.
"Kesehatan gigi dan mulut masyarakat masih dalam kategori jelek, untuk itu perlu perhatian semua pihak khususnya para dokter gigi. Agar lebih aktif dalam menciptakan berbagai program kesehatan gigi dan mulut, yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Sehingga kegiatan tersebut bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat," ujar Hananto.
Menurut Hananto, kondisi ini disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut, baik dari cara menyikat maupun cara merawat gigi. Untuk itu, dituntut peranan PDGI dalam melakukan berbagai kegiatan sosialisasi kepada masyarakat yang dikemas dalam kegiatan bakti sosial.
Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib dilakukan, sehingga PDGI bisa langsung melakukan pengabdian kepada masyarakat dan juga nama PDGI bisa lebih dikenal bagi masyarakat.
"Kesehatan gigi dan mulut merupakan tanggung jawab bersama, untuk itu, pengabdian yang dilakukan haruslah dibarengi dengan keikhlasan dalam bekerja," tutur Hananto.
Agar kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tentunya perlu sinergisitas antara PDGI dengan pemerintah. Dalam hal ini, perlunya dukungan dari Dinas Kesehatan. Karena ini juga merupakan tugas dan tanggung jawab bersama, tidak hanya PDGI saja.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Ketua PDGI Wilayah Riau, Drg Sri Asih Gahayu, juga mengatakan sejak 2007 hingga sekarang kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat masih jelek.
Selain karena masih kurangnya jumlah tenaga dokter, yang tidak seimbang antara rumah sakit dan klinik. Keberadaan dokter disetiap kabupaten tidak merata. Sehingga masih banyak dokter yang melayani pasien lebih dari jumlah pasien yang seharusnya.
"Angka penyakit gigi dan mulut masih tinggi, seperti angka penyakit gusi masih 60-80%, gigi berlubang masih 60-90%. Sehingga dengan kurangnya tenaga dokter gigi, maka membuat para dokter masih banyak dokter yang melakukan pencabutan gigi dibandingkan melakukan penambalan gigi," ujar Sri.
Dilanjutkannya, bahwa perilaku masyarakat dalam menyikat gigi masih minim dan kurang baik, begitupula dengan perilaku berobat gigi. Apalagi perilaku pencegahan penyakit gigi masih belum dilakukan oleh masyarakat. Untuk itu sangat diperlukan peranan seorang dokter gigi.
Untuk Riau, lanjut Sri, jumlah dokter gigi yang ada berjumlah 553 orang. Dengan jumlah spesialis sebanyak 22 orang, meliputi semua spesialis baik dgr sp BM, drg sp Prostho, drg sp konservasim drg sp Perio, dan drg sp KGA. Sementara untuk drg sp Oral Medicin, Riau masih belum memiliki.
Sri juga mengatakan bahwa dalam rangkaian HUT PDGI ke 65, PDGI Riau juga menggelar kegiatan bakti sosial yang akan dipusatkan di daerah terpencil yakni Kelurahan Kulim kecamatan Tenayan Raya, yang nantinya akan melibatkan sebanyak 220 orang dokter.
Dengan kegiatan yang dilakukan yakni pengobatan gigi gratis, pemeriksaan, pemasangan gigi tiruan yang bekerjasama dengan Program Studi Teknik Gigi. Selain itu, juga dilakukan pemberian paket sembako kepada masyarakat setempat sebanyak 60 paket.***