PEKANBARU (riaumandiri.co)-Sebuah pesawat yang tak dikenal melanggar batas wilayah udara di sekitar Pulau Sumatera. Atas laporan tersebut, Lanud Roesmin Nurjadin memerintahkan pesawat F-16 dari Skadron Udara 16 terbang dan mengidentifikasi pesawat tersebut.
Setelah menemukan sasaran dan terbukti benar melanggar wilayah udara negara Indonesia, maka dilaksanakan prosedur “Force Down” atau penurunan paksa pesawat yang tak dikenal tadi ke bandara terdekat, dalam hal ini Lanud Roesmin Nurjadin.
Itulah sebagian cerita dalam skenario penanganan Force Down yang dilakukan Lanud Roesmin Nurjadin, dalam Latihan Pertahanan Udara (Hanud) Cakra-C tahun 2016, Kamis (11/2).
“Latihan Hanud Cakra-C ini merupakan latihan rutin yang dilaksanakan oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) beserta jajarannya guna meningkatkan kemampuan, serta profisiensi personel yang terlibat, baik itu para penerbangnya, personel Lanud maupun personel yang bertugas di Satuan Radar”, ujar Kolonel Pnb Fajar Adrianto, selaku Wasdal Latihan Cakra-C.
Ditambahkan Fajar, penanganan “Force Down” atau penurunan paksa pesawat yang melanggar kedaulatan udara ini merupakan bagian dari keseluruhan latihan Hanud Cakra-C yang telah berlangsung sejak 9 Februari lalu, dan melibatkan sekitar 600 personel, baik dari Satrad yang terlibat, kemudian Kosekhanudnas, serta unsur Lanud Roesmin Nurjadin.
Sementara itu Danlanud Rsn, Marsma TNI Henri Alfiandi, mengatakan, sebagai seorang prajurit, tugas yang paling utama adalah mempertahankan negara dari adanya ancaman-ancaman yang mungkin saja dapat mengganggu kedaulatan negara.
“Karena itu, latihan untuk meningkatkan kemampuan prajurit merupakan sesuatu hal yang harus terus dilakukan agar para prajurit semakin profesional dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga kedaulatan negara”, tegasnya. (rls/hen)