SELATPANJANG (riaumandiri.co)-Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Barangkali kiasan ini dipakai perusahaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), untuk menghidari terjadinya musibah kebakaran di desa-desa sekitar perusahaan di lima kabupaten, termasuk di Kepulauan Meranti.
"Untuk tahun ini kita rencanakan membentuk 20 desa bebas api. Tiga di antaranya terdapat di daerah Meranti. Yakni Desa Lukit Kecamatan Merbau dan Desa Tanjung Padang dan Desa Putri Puyu di Kecamatan Rangsang Pesisir,“ ungkap Budi Firmansyah dan Disra Alldrik akrab dipanggil Eric, Media Relation PT RAPP, kepada Haluan Riau di Selatpanjang, Kamis (4/2) kemarin.
Tiga desa yang akan dijadikan desa bebas api itu lanjut Eric, dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat desa. Yang intinya menanamkan program pemahaman bagi masyarakat desa agar tidak sampai terjadi kebakaran.
Untuk itu dalam program desa bebas api tersebut ada 5 program yang akan diberlakukan. Seperti bagi desa yang dalam masa tertentu yakni selama kurun waktu 3 bulan berhasil tidak ada kebakaran, maka desa itu akan mendapat reward sebesar Rp100 juta dalam bentuk pengadaan barang atau pembangunan fisik.
"Seperti pengadaan pos kamling, atau pembangunan jalan semenisasi dan lain sebagainya. Selanjutnya jika terjadi api dan kurang dalam 24 jam dan bisa dipadamkan masyarakat desa, maka desa tersebut juga akan mendapat reward sebesar Rp50 juta," ujar Eric.
Selanjutnya di desa akan dibentuk crew rider yang bertugas untuk memonitor terjadinya kebakaran dan melakukan sosialisasi kepada seluruh warga desa untuk mengajak agar tidak melakukan pembakaran lahan atau kebun dalam bentuk apapun.
Sehingga kehadiran crew rider yang difasilitasi berbagai sarana dan prasarana tersebut, dipastikan akan mampu mengantisipasi terjadinya kebakaran. Termasuk juga perusahaan akan bersedia membangun lahan pertanian warga sesuai permohonan warga dan juga mengadakan peralatan canggih yang bisa memonitor kondisi udara yang langsung diketahui lewat alat deteksi, yang dipusatkan perusahaan di Pangkalan Kerinci.
Dan jika terjadi sesuatu maka pusat akan segera membertahukan kepada petugas di desa. Jadi semua program pemberdayaan masyarakat desa tersebut tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.
Pengalaman tahun sebelumnya yakni tahun 2014 lalu lanjut Eric, kerugian yang dialami perusahaan tidaklah sedikit, dengan terjadinya kebakaran di beberapa desa. Sementara program desa bebas api yang mulai dicanangkan tahun 2015 lalu telah mampu menekan terjadinya kebakaran.
Kalau tahun 2014 lalu luas lahan yang terbakar sampai 600 hekatare lebih, dan tahun 2015 berhasil ditekan menjadi hanya 53 hektare. Kita berharap tahun 2016 ini nol kebakaran, harap Budi lagi.
Ditambahkan Eric, selain desa bebas api, perusahaan juga telah membentuk desa siaga api. Dan untuk tahun ini akan menargetkan 50 desa siaga api di lima kabupaten sekitar perusahaan.
"Jadi, kedua program pemberdayaan masyarakat ini diyakini dapat memotivasi masyarakat desa khusunya, dan masyarakat Riau umumnya dengan cara memacu kesadaran dan membangkitkan budaya gotongroyong. Sehingga mampu terhindar dari musibah kebakaran itu,”imbuh dia.***