Dili (HR)- Rencana Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mundur dari jabatannya menjadi berita hangat di media lokal. Pasalnya, kepada media lokal berbahasa Tetum, Xanana membantah rencana pengunduran dirinya dengan menyebut berita itu rumor. Berita rencana mundurnya panglima pasukan Falintil saat Timor Leste berada di bawah pemerintahan Indonesia itu ramai diberitakan media internasional.
Partai pendukung Xanana, CNRT, memastikan belum menerima surat pengunduran diri Xanana sebagai perdana menteri. Wakil Ketua Parlemen Nasional Aderito Hugo menjelaskan, Xanana meminta anggota kabinetnya mengajukan surat pengunduran diri. "Bukan Xanana yang mengundurkan diri. Seandainya Xanana yang mengundurkan diri, ceritanya akan lain," kata Aderito.
Sekretaris Jenderal Partai PD Mariano Sabino menyatakan pihaknya tetap mendukung keputusan Xanana melakukan perombakan kabinet dan mempertahankan koalisinya dengan CNRT dan Frente Mudansa. Mariano Sabino juga menegaskan bahwa PD menolak Xanana Gusmao mundur dari jabatannya hingga masa jabatannya berakhir pada 2017.
Berdasarkan konstitusi Timor Leste, ada dua mekanisme ihwal perubahan kabinet pemerintah. Mekanisme pertama, jika anggota kabinet yang mengundurkan diri, partai koalisi yang terbentuk masih berlanjut. Perdana menteri kemudian mengajukan lagi daftar anggota kabinet baru kepada presiden untuk disahkan dan dilantik.
Mekanisme kedua, jika bersama anggotanya mundur dari kabinet, perdana menteri mengajukan pengunduran diri ke presiden dan secara otomatis pemerintahan dibubarkan. Presiden akan menunggu partai mayoritas di parlemen mengajukan nama perdana menteri baru.
Dalam situasi seperti ini, jika Partai CNRT, PD dan Frente Mudansa masih mempertahankan koalisi, partai anggota koalisi tersebut harus melakukan dialog politik guna mengajukan nama perdana menteri beserta anggota kabinet baru untuk membentuk pemerintahan baru.
Namun, dalam dialog tersebut, ada kemungkinan terbentuk koalisi baru antara CNRT yang memiliki 30 kursi dan PD dengan 8 kursi. Dengan begitu, koalisi tersebut sudah menjadi mayoritas di parlemen atau 2/3 dari jumlah total anggota parlemen dengan 38 kursi. Ada juga kemungkinan terbentuk koalisi antara CNRT dan Fretilin yang punya 27 kursi, sehingga koalisi memiliki total 57 kursi.
Xanana pernah mengutarakan rencananya mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada akhir 2013. Namun, pada pertengahan 2014, melalui konferensi tingkat tinggi CNRT, para pimpinan partai itu meminta Xanana tidak mengundurkan diri hingga masa jabatannya berakhir pada 2017.
CNRT memberikan wewenang penuh kepada Xanana untuk melakukan perombakan terhadap kabinetnya. Dalam konferensi tersebut, Xanana menerima usul CNRT serta menyatakan tidak akan mengundurkan diri dan akan melakukan perombakan kabinet.(tpi/ivi)