PEKANBARU (HR)- Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Zulfadil mengaku belum menemukan adanya adanya buku berbau radikalisme di Taman Kanak-Kanak Kota Pekanbaru, seperti yang santer diberitakan di daerah lainnya di Indonesia.
"Saya belum ada dapat laporan tentang buku itu apakah ada beredar di Pekanbaru atau tidak, tapi yang jelas kalau benar ada, kita akan perintahkan kepada kepala sekolah dan guru- guru yang ada disekolah- sekolah di Pekanbaru untuk mengambilnya. Kita baca dan pelajari, apakah benar buku yang dimaksud berisikan tentang pelajaran berbau radikalisme, nanti ya, kita infokan kembali," kata Zulfadil, Selasa (26/1).
Meski demikian, Zulfadil juga tak menampik bahwa bila benar buku pelajaran berbau radikalisme itu beredar dan sempat dibaca oleh khsususnya anak- anak akan berdampak buruk dan tak pantas untuk disajikan.
Sementara itu Ketua Majelis Ulama Indonesia Pekanbaru Ilyas Yusti mengatakan bahwa dirinya belum punya data dan laporan terkait peredaran buku yang dimaksud. Menurut Dia, pihaknya dalam minggu ini sudah
Zulfadil
membicarakan terkait dengan yang disebut paham- paham radikal.
"Radikal itu terdiri dari beberapa bagian ada dari sisi eksternal, yang menamkan dirinya imam, artinya apa yang dilakukannya tak sesuai dengan ajaran Islam seperti ISIS. Kemudian ada yang dari internal yakni adanya gerakan dakwah yang menyalahkan orang yang seagama, magkibatkan timbulnya ketidak nyamanan.
Ada juga faham radikal yang memanfaatkan media, IT, dengan sasaran anak muda, nah ada juga yang melalui selebaran dan buku- buku, inilah yang mungkin dimaksudkan dalam persoalan ini," kata Ilyas.
Kalau memang beredar di Pekanbaru, Ilyas meminta kepada masyarakat agar menyerahkan buku yang dimaksud ke pihaknya, kalau benar MUI akan melakukan langkah- langkah pencegahan, karena akan menggangu kenyamanan, ketertiban dari masyarakat. Pihaknya akan melaporkan itu kepihak yang berwenang.
"Kita sudah banyak berikan imbauan- imbauan kepada masyarakat, baik melalui tausiah, kotbah- kotbah, media sosial yang berisikan
Waspada terhadap aliran- aliran yang membahayakan, terutama agama dan membahayakan terhadap persatuan dan persatuan kita," tandasnya
Seperti yang marak diberitakan di media nasional, buku berbau radikalisme ditemukan beredar di sejumlah daerah di Tanah Air, seperti di Depok dan Makasar.(her)