MINAS (HR)- Pendidikan jenjang sekolah dasar di Kecamatan Minas kekurangan ruang belajar sebanyak 62 lokal. Dari semua SD di Kecamatan Minas, tercatat 169 rombongan belajar (rombel) dengan ruang belajar yang ada berjumlah 110 ruangan dan sebagian kondisinya tidak bisa digunakan.
Hal itu terungkap pada kunjungan kerja Komisi I DPRD Siak ke sekolah-sekolah di kecamatan Minas, Kamis (21/1). Rombongan wakil rakyat ini dipimpin Ketua Komisi I DPRD Siak Sujarwo, Sekretaris Komisi I Muslim bersama anggota Syamsurijan, H. Azwar dan Paramanda Pakpahan. Hadir pada kesempatan itu, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Minas Asmuni Samsir, Kabid SMP Disdibud Siak Lukman, Kabid SD Disdikbud Siak Ridwan, seluruh kepala sekolah SD, SMP, SMA se-Kecamatan Minas.
Dihadapan Komisi I, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Minas Asmuni Samsir menjelaskan kekurangan ruangan belajar itu terdapat di SDN 01 Minas sebanyak 10 ruang belajar, SDN 02 kekurangan 9 ruang belajar, SDN 03 kekurangan 9 ruang belajar, SDN 04 kekurangan 4 ruang belajar. "Jumlah rombel dari seluruh SD ada 169, ruang belajar yang tersedia 110 kelas, sebagian tidak bisa digunakan, total kekurangan ruang belajar 62 kelas," kata Asmuni Samsir.
"Karena kekurangan ruang belajar, maka pihak sekolah membagi jam belajar siswa pagi dan siang, kasian sama anak-anak kita," imbunhya.
Selain jenjang SD, untuk jenjang pendidikan SMP di Kecamatan Minas kekurangan 7 ruang belajar. Ia juga menceritakan kondisi Kantor UPTD Pendidikan yang memperihatinkan, lantainya berlubang dan plafonnya rusak.
Dalam forum ini, kepala sekolah dan tokoh masyarakat mengungkapkan masalah yang ada di tempatnya masing-masing, ada yang mengeluhkan kekurangan fasilitas WC yang tidak sebanding dengan jumlah siswa, kurangnya fasilitas untuk bermain bagi pelajar dan kondisi bangunan yang sudah tidak layak atau membahayakan.
Kepala SDN 08 Minas M. Nasir menceritakan, di sekolahnya terdapat 8 ruang belajar namun 2 ruang belajar bocor dan butuh renovasi, selain itu kondisi tanah sangat miring, bagian atas ada gedung ruang belajar, bagian bawah juga ada bangunan, jika longsor bisa mengancam bangunan yang di bawah. "Selain itu, di SD kami ada 257 siswa namun hanya ada 2 WC, jumlah WC yang ada tidak sebanding dengan jumlah siswa," kata M. Nasir.
M. Nasir berharap kehadiran wakil rakyat kali ini bisa membantu pihaknya dalam mewujudkan usulan pembangunan. "Kami berharap, setidaknya rehap 2 ruang belajar bisa didahulukan," kata M. Nasir.
Menanggapi hal ini, Kabid SD Disdikbud Siak Ridwan menyampaikan pihaknya sudah mempelajari kondisi yang dikeluhkan para Kepala sekolah SD. "Indikator kekurangan kelas, ada anak yang masuk sore," kata Ridwan.
Ridwan meminta pihak sekolah benar-benar memanfaatkan ruang belajar yang ada, jangan sampai menyalahgunakan ruang belajar menjadi kantor. "Kalau sekolah kekurangan ruang kantor, jangan menggunakan ruang belajar untuk Kantor," kata Ridwan.
Kepada Anggota Komisi I DPRD Ridwan berharap bisa duduk bersama usai kunjungan kerja yang dilakukan. "Kepada anggota Komisi I, menurut saya kita harus bikin pertemuan khusus, kita dudukan permasalahan ini, agar apa yang diinginkan Komisi I bisa sejalan dengan apa yang diprogramkan Dinas," kata Ridwan.
"Kami berusaha untuk menutup celah-celah kekurangan kelas ini, namun saat ini masih rasionalisasi anggaran, belum bisa dipastikan seberapa banyak bangunan ruang belajar bisa dilakukan tahun ini," Imbuh Ridwan.
Ketua Komisi I DPRD Siak Sujarwo menyampaikan, kunjungan kerja kali ini dilakukan menindaklanjuti laporan kondisi pendidikan di Kecamatan Minas yang disampaikan pada Hearing Pekan lalu, menurut Sujarwo apa yang disampaikan dalam hearing sama dengan kenyataan di lapangan.
Tidak puas dengan mendengarkan, Sujarwo dan anggota Komisi I DPRD Siak lainnya meminta Kepala UPTD Pendidikan mengantarkan rombongan meninjau ke sekolah yang membutuhkan perhatian, mereka berkeliling mulai pukul 13.0 wib hingga pukul 17.30 wib meninjau beberepa sekolah yang perlu diperhatikan.
"Benar memang untuk SD di kecamatan Minas kekurangan 62 ruang belajar, SMP kekurangan 7 ruang belajar, untuk menyelesaikan permasalahan ini nanti akan kami bahas bersama Dinas Pendidikan, sekaligus membahas rasionalisasi anggaran," kata Sujarwo.***