JAKARTA (HR)-Hingga saat ini, aparat masih terus melacak keberadaan Bahrun Naim, pria asal Solo yang diduga dalang di balik aksi teror bom Thamrin di Jakarta, Kamis kemarin. Dari hasil pelacakan aparat Kepolisian, yang bersangkutan diduga masih berada di Suriah.
Selain itu, Bahrun juga diduga mengirim dana untuk melancarkan aksi teror bom Thamrin. Uang itu dikirim dari Rakha, Suriah, tempat di mana pria itu berada saat ini.
Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, ada pendanaan yang mengalir dari Suriah untuk bom Thamrin. Dana itu diduga mengalir dari Bahrun NaimBahrun yang memang berada di Rakha, Suriah.
"Dari deteksi yang kami lakukan, memang ada pendanaan dari sana," terang Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/1).
Bahrun Naim kabarnya pergi ke Suriah setelah bebas dari penjara 2013. Dia berangkat ke Suriah pada 2014.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menyebut Bahrun Naim sebagai orang yang diduga berada di balik bom Thamrin. Ia juga diduga sebagai jaringan ISIS. Menurut Tito, di bawah kepemimpinan Abu Bakr Al-Bagdhadi, ISIS merubah strategi. Perubahan strategi yang dimaksud yakni tidak lagi menyerang di kawasan Suriah dan Irak, namun melebar ke seluruh dunia.
Disebutkan Tito, ISIS membuka cabang di seluruh dunia untuk melancarkan operasinya, seperti di Prancis, Turki dan Asia Tenggara.
Untuk kawasan Asia Tenggara, lanjut Tito, sedang terjadi persaingan memperebutkan kursi pimpinan tertinggi ISIS untuk kawasan ini. Salah satunya melibatkan kelompok Bahrum Naim, yang diduga menjadi pelaku teror Thamrin. Bahrun Naim sendiri disebut-sebut ingin membentuk Katibah Nusantara yang juga merupakan bagian dari ISIS.
Bahrun disebut ingin dijadikan leader di kelompok ISIS Asia Tenggara. Namun Untuk mewujudkan rencananya itu, Bahrun harus bersaing dengan kelompok dari Filipina Selatan yang sudah terlebih dahulu mendeklarasikan diri sebagai bagian dari ISIS.
Materi Bom
Terkait bahan peledak yang digunakan terduga teror Sarinah, tim Labfor Mabes Polri menemukan bahan peledak dan sejumlah barang bukti dari lokasi olah tempat kejadian perkara (TKP) di Starbucks Thamrin dan Pos Polantas perempatan Jalan MH Thamrin, Jakarta. Salah satu isi bahan peledak berdaya low explosive.
"TKP satu Starbucks, kedua di Pospol Thamrin dan halaman Starbucks. Dari ketiga TKP ini kami kumpulkan barang bukti apakah itu merupakan bahan peledak atau petasan, unsur ledakan, pemicu ledakan, detonator, casing atau pembungkus bahan peledak," ujar Sekretaris Puslabfor Kombes Pol Drs Hudi Suryanto.
"Dari ketiga TKP ini, unsur yang kami dapatkan ternyata bahan peledak yang digunakan masuk kategori low explosive. Adapun ledakan keras tergantung dari berapa isian yang dimasukkan ke dalam wadah itu," sambungnya.
Hudi menerangkan, pihaknya menemukan bahan peledak yang terdiri dari tabung elpiji 3 Kg sebagai casing. Selain itu juga ada serpihan tabung, pemicu dan power.
"Pemicu terbuat dari bohlam lampu, kalau dipecah itu ada kawatnya dan itu dihubungkan dengan baterenya berupa accu sepeda motor. Isian bahan peledak itu ditambah paku, mur, lempengan besi bulat dan penutup sehingga itu bisa membahayakan bagi orang yang ada di sekitarnya," terang Hudi.
Di halaman dan dalam Starbucks, tim juga menemukan isi bahan peledak yang sama. Namun casing-nya dari pipa besi yang isinya dimasukkan paku, mur, power yang menggunakan accu motor serta pemicu berupa bohlam lampu.
Hudi mengatakan bahan peledak itu ada di tubuh pelaku teror. "Ada yang dibawa, ada yang ditempelkan dan ada yang diletakkan," pungkasnya.
Sementara itu, pada Jumat kemarin, jajaran POlda Metro Jaya sudah menyita Mobil Grand Max berwarna abu-abu atau silver, yang diduga dipakai terduga teroris Sarinah. Mobil dengan Nopol B 2743 PZ itu kini berada di belakang Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
"Lagi disita lagi diselidiki diduga itu mobil pelaku. Silver (warnanya). Sekarang lagi disita tim. Lagi diselidiki," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Mohammad Iqbal.
Bagian luar mobil terlihat masih mulus dan tak ada goresan atau bekas tembakan. Kaca mobil tersebut juga tampak gelap. Sedangkan di dalam mobil, tepatnya di dashboard depan ada koran media nasional. Selain itu juga terdapat power bank di atas dashboard, serta terdapat peci, handuk dan sajadah.
Tutup 11 Situs
Terpisaha, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) langsung melacak situs-situs yang diduga terkait dengan radikalisme pasca aksi teror Sarinah. Hasilnya, ada 11 situs website yang langsung ditutup.
Menteri Kominfo Rudiantara Mengatakan, pihaknya langsung melakukan pelacakan dan penutupan situs-situs yang terkait dengan radikalisme pada Kamis (14/1) kemarin.
"Ada 11 website yang termasuk kategori radikalisme. Langsung kita tutup kemarin," ujarnya.
Ke-11 situs itu adalah www.bahrunnaim.co, www.dawlaislamiyyah.wordpres.com, Www.keabsahankhilafah.blogspot.co.id, www.khilafahdaulahislamiyyah.wordpres.com,
www.tapakrimba.tumbler.com, www.thoriquna.wordpres.com, www.tauhidjihad.blogspot.co.id, www.gurobabersatu.blogspot.co.id, www.bushro2.blogspot.co.id, Www.mahabbatiloveislam.blogspot.co.id dan www.azzam.in.
Menurutnya, cukup mudah untuk melakukan pengawasan dan penutupan situs. Namun, berbeda halnya dengan media sosial."Kalau website lebih mudah, karena laporannya dari masyarakat. Kalau media sosial, itu bisa hit and run. Ditutup, nanti dibikin lagi, tutup, bikin lagi yang baru. Jadi susahnya di situ," ujarnya. (bbs, dtc, kom, ral, sis)