JAKARTA (HR)-Jakarta kembali mencekam. Hal itu menyusul terjadinya aksi teror bom di Kafe Starbuck dan pos polisi di kawasan Sarinah, Jalan Thamrin, Kamis (14/1), sekitar pukul 10.50 WIB. Aksi mengejutkan ini juga nyaris membuat Wakil Bupati Siak, Alfedri, jadi korban dalam peristiwa itu.
Untunglah Alfedri berhasil selamat. Namun tidak demikian dengan kondis Rizal, sang sopir yang ketika itu ada bersamanya. Kepala Rizal terluka akibat terkena serpihan kaca dalam peristiwa maut itu.
Namun nyawanya masih bisa diselamatkan. Saat ini, Rizal masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Dalam kejadian itu, ada 7 orang meninggal dalam aksi teror ini.
5 di antaranya disinyalir sebagai pelaku teror. Sedangkan dua lainnya yakni satu orang WNI dan seorang lagi WN Kanada. (mengenai runtut kejadian, lihat tabel, red)
Perihal nasib yang melanda Alfedri dan Rizal itu, dibenarkan Bupati Siak, Syamsuar. Diceritakannya, ketika bom pertama meledak, Wabup Siak Alfedri memang sedang berada di Kafe Starbuck.
Kedatangan Alfedri ke Jakarta untuk menghadiri sidang sengketa Pilkada Siak di Mahmakah Konstitusi (MK), yang juga digelar pada Kamis kemarin. Sembari menunggu persidangan yang dijadwalkan puluk 13.00 WIB, Alfedri istirahat sembari menikmati minuman di Cafe Starbuck.
Nasib mengenaskan justru dialami Rizal. Karena ingin merokok, ia pun berjalan keluar dari kafe. Malangnya, ketika itu pula tiba-tiba bom meledak. Ledakan itu membuat kaca di dekat pecah dan serpihannya membuat kepala Rizal terluka.
"Saat bom pertama meledak, Pak Wabup sedang berada di Starbuck. Sopirnya, Izal keluar hendak merokok. Pas waktu itu, bom meledak, Izal kena serpihan kaca di bagian kepala, sementara Wabup tak apa-apa," terang Syamsuar.
Melihat sopirnya kena serpihan kaca bersama polisi yang berada di depan Starbuck, Alfedri langsung berlari ke luar dan membawa Izal menjauh dari lokasi. Apalagi mengingat situasi di tempat itu semakin panik.
"Tak lama berselang, bom kedua juga meledak tak jauh dari lokasi pertama. Baru saja saya bicara dengan Pak Wabup lewat handphone, kondisi beliau sehat-sehat saja, hanya sopirnya yang luka parah, sekarang sudah berada di rumah sakit. Kalau saya tak ikut ke Jakarta, sekarang lagi di Siak, rencana Senin depan mau menghadiri sidang MK dengan agenda putusan," tutup Bupati.
Segera Diungkap
Tak ayal, Presiden Jokowi mengecam keras aksi teror bom tersebut. Jokowi pun menginstruksikan agar aparat penegak hukum cepat menemukan jaringan pelaku teror tersebut.
"Presiden minta supaya cepat dikejar, ditangkap dan dibuka sebisa mungkin," kata Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor Presiden, Kamis (14/1) malam.
Luhut mengapresiasi kinerja aparat penegak hukum, khususnya Polri yang dengan cepat melumpuhkan pelaku teror di Thamrin. "Tadi sejak saya berkomunikasi dengan Presiden, jam 11.10 WIB, itu perintah sudah dan saya senang tadi proses pengambilan keputusan bisa berjalan dengan bagus, cepat dan tepat," katanya.
Siaga Satu
Pascakejadian itu, Polri pun menetapkan status siaga satu untuk seluruh daerah di Tanah Air. Hal itu diungkapkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Anton Charliyan.
"Mulai 17.00 WIB tadi (kemarin, red0, seluruh Indonesia itu diberlakukan status siaga satu," ujarnya.
Dalam kondisi demikian, pasukan keamanan dikerahkan secara maksimal. Terutama pada obyek-obyek vital yang ada di penjuru kota di Indonesia.
Anton menampik bahwa penetapan siaga satu di seluruh Indonesia berlebihan. Apalagi, teror hanya terjadi di Jakarta saja. Menurutnya, penetapan status itu untuk mengantisipasi meluasnya aksi teror.
"Kami tidak bisa memprediksi ke mana para kelompok si pelaku lari. Lagipula tempat persembunyian tidak hanya ada di Jakarta dan Jawa, tapi bisa di daerah lainnya," ujar dia.
Selain itu, pimpinan Polri menginstruksikan personel polisi di lapangan menggunakan pakaian dinas atas alasan keamanan.
Target Masih Dicari
Aksi teror bom di kawasan Sarinah itu, sejauh ini masih menyisakan pertanyaan, siapa sebenarnya target utama kekerasan tersebut.
"Kita tidak tahu pasti. Tapi kan kalau kita lihat yang diledakkan itu kantor polisi, Starbucks, tentu kita harus menganalisis temuan-temuan apa berkaitan dengan kejadian sebelumnya, sehingga tidak bisa dikatakan apakah ini target utama atau sekadar plan b atau plan c," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, usai menjenguk korban luka bom Sarinah, di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat.
Walau 5 pelaku telah mati, namun tak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang melakukan pemantauan di lokasi lain. TNI dan Polri terus mengumpulkan informasi.
"Sementara kita sampaikan pelakunya 5 tertembak, 5 itu meninggal tetapi kemungkinan-kemungkinan yang lain tentu harus tidak bisa kita abaikan begitu saja karena bisa saja pelaku melakukan aksi di sini ada memantau di tempat lain. Ada yang melakukan di sini, ada yang menunggu di tempat lain sehingga apakah pelakunya semua sudah tertangkap. Tetapi itu bukan merupakan suatu hal yang permanen. Itu bisa berkembang ke arah informasi yang lain yang kita temukan di lapangan," kata Kapolri.
Saat ini TNI dan Polri masih berjaga di beberapa objek vital yang ada di ibukota. "Pengamanan proyek-proyek vital, tempat-tempat umum, pusat kegiatan masyarakat kita lakukan pengamanan antara Polri dan dibantu dengan TNI. Tadi Panglima TNI bilang, aparatnya sudah siap melakukan pengamanan," jelas Badrodin.
Badrodin berpesan kepada warga masyarakat untuk tetap tenang dan tak terpengaruh berita simpang siur yang beredar. Dia memastikan saat ini Jakarta dalam kondisi aman.
"Saya berharap masyarakat juga tidak perlu resah, tidak perlu cemas, tidak perlu khawatir, lakukan aktivitas kita sebagaimana biasa. Kita akan kejar pelakunya sampai dapat," tegas Kapolri.
Sosok Misterius
Aksi bom serta tembak-menembak antara pelaku dan anggota polisi itu, juga menyisakan satu cerita lain. Yakni seorang pria yang dengan darah dingin menembak petugas kepolisian dari jarak dekat.
Dari sejumlah foto yang diabadikan fotografer media dan dokumentasi polisi, terlihat pria tersebut memakai baju berwarna biru tua dan celana jeans. Dia juga mengenakan topi hitam dan jaket sambil membawa ransel. Si pelaku juga mengenakan sarung tangan berwarna biru. Sepatunya berwarna biru muda dengan gaya sporty.
Ia dengan tenang berjalan di tengah kerumunan warga, lalu mengeluarkan senjata dan menembak petugas kepolisian dari jarak dekat.
Menurut polisi, saat terjadi ledakan bom bunuh diri di Starbucks Gedung Cakrawala, dia sempat menembaki warga yang berhamburan keluar. Satu orang WNA tewas dan satu orang lagi terluka.
Dia lalu ikut berkerumun dengan warga saat terjadi ledakan kedua di Pos Polisi Thamrin. Dengan tangan dingin, dia kemudian mengeluarkan senjata dan menembak anggota polisi yang berdiri di belakang warga.
Setelah itu, bersama rekannya yang memakai baju biru muda, dia berjalan ke arah Starbucks sambil melempar bom dan baku tembak dengan anggota polisi lainnya. Dari video warga, dia terlihat mengakhiri hidupnya dengan meledakkan bom.
Siapa sosok pria tersebut? Polisi belum memastikannya. Namun ada dugaan dia berkaitan dengan kelompok Bahrun Naim. Kapolda Irjen Tito Karnavian menegaskan, kelompok Bahrun terkait ISIS. Selain pria tersebut, ada empat sosok lain yang terlibat dalam aksi teror tersebut. Mereka semua dipastikan tewas. (bbs, dtc, kom, ral, sis)