Jakarta (HR)-PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menyatakan ketertarikan untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) subsidi. Namun demikian manajemen mengaku masih melakukan pembelajaran dan kajian penyaluran, salah satunya dengan opsi menggandeng Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
"Kita akan coba lihat dulu karena terus terang saja kita masih harus belajar dulu,” kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja saat ditemui di Menara BCA, Jakarta.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) berencana mengoptimalkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang tahun ini dengan menggandeng bank swasta sebagai mitra tambahan dalam menyalurkan kredit.
Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop UKM Braman Setyo mengatakan 10 bank swasta saat ini sedang dinilai kecakapannya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengemban penugasan baru tersebut, khususnya bagi penyaluran KUR mikro dan KUR ritel.
"Komite kebijakan meminta OJK agar bank pelaksana KUR bertambah, karena semakin banyak penyalur, realisasi KUR semakin cepat," ujar Braman di Jakarta, belum lama ini.
Jahja mengungkapkan, saat ini perseroan masih mempelajari model bisnis yang tepat untuk menyalurkan KUR subsidi. Pasalnya, perseroan memiliki keterbasan infastruktur di daerah.
“Pengembangan infastrukturnya yang enggak gampang. Kalau kayak BRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.) kan sudah ada 10 ribu cabang, 10.500 cabang, kita cuma 1.200 cabang. Itu kan jauh,” ujar Jahja.
Lebih lanjut, perseroan juga tidak menutup kemungkinan untuk menggandeng perbankan daerah apabila perseroan dipercaya sebagai salah satu bank swasta penyalur KUR subsidi. Menurut Jahja, BCA bisa saja hanya menyalurkan dana tetapi pelaksanaan di lapangan bisa melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
“Kita sedang mencari bisnis model apakah kita sendiri masuk atau kita menyalurkan biaya saja dengan pelaksana lewat BPR dan BPD. Itu buat kita lebih cocok dibandingkan kita langsung. Kalau kita langsung, malah bersaing langsung kan? Nah ini bisa mematikan usaha-usaha BPR dan lain-lain,” ujarnya.
Sebagai informasi, tahun lalu penyaluran penyaluran KUR hanya sebesar sebesar 75,85 persen atau Rp22,75 triliun dari target Rp30 triliun. Sementara, tahun ini penyaluran KUR akan dilakukan sampai batas Rp120 triliun menyusul penurunan bunga KUR subsidi dari 12 persen ke 9 persen.(cnn/mel)