JAKARTA (HR)-Pelambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di sepanjang tahun 2015 lalu tidak mampu menciutkan nyali bank umum dalam mengejar pertumbuhan kredit pemilikan rumah di tahun ini. Beberapa bank umum bahkan menargetkan pertumbuhan double digit dan melampaui realisasi tahun lalu, seperti BNI.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, bank pelat merah berlogo 46 itu hanya membukukan pertumbuhan kredit konsumer di kisaran 11 persen.
Namun, tahun ini, Anggoro Cahyo selaku Direktur Consumer Retail Banking BNI mengatakan, pihaknya menargetkan kenaikan di atas itu. Adapun, lini bisnis KPR mendominasi hingga 60 persen dari total kredit konsumer perseroan.
"Optimis. Karena, kami melihat tahun ini memiliki peluang pertumbuhan yang jauh lebih baik. Target kami, pertumbuhan mencapai 16 persen," ujarnya, akhir pekan lalu.
Khusus lini KPR sendiri, sebetulnya, pertumbuhan penyaluran kreditnya masih suam-suam kuku. Per Oktober 2015, pertumbuhan KPR BNI hanya sanggup di kisaran 4,5 persen. Jauh dari target yang dipatok perseroan, yaitu 7 persen.
Karenanya, untuk mendongkrak pertumbuhan tahun ini, berbagai upaya disiapkan. Antara lain, promo bunga ringan tetap dalam jangka waktu tertentu.
"Kami kombinasi antara program dan promo menarik yang disesuaikan dengan waktu tertentu," terang Anggoro.eningkatan permintaan kredit di masyarakat.
4.500 Mesin ATM BNI Sudah Bisa Pakai Chip
Bank Indonesia (BI) menyesuaikan batas waktu penerapan teknologi chip pada kartu ATM/Debit dari 31 Desember 2015 menjadi 31 Desember 2021 mendatang. Meski pun ada beberapa bank yang belum siap menerapkan teknologi ini, namun ada pula bank yang sudah mulai mempersiapkan diri.
Direktur Consumer Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Anggoro Eko Cahyo menyatakan, perseroan telah melakukan persiapan sebelum akhirnya penerapan teknologi chip resmi dimulai. Mesin ATM BNI pun sudah banyak yang mampu membaca chip, meski kini kartu ATM/Debit masih menggunakan magnetic stripe.
"Kita punya 15.000 mesin ATM. Mesin yang sudah siap bisa menggunakan chip kurang lebih ada 4.500," kata Anggoro saat berbincang dengan wartawan di kantornya.
Anggoro menyebut, perseroan sudah mengantisipasi ketentuan penggunaan chip dengan melakukan pengadaan mesin ATM yang sudah memiliki kemampuan membaca chip.
"Sejak pembicaraan soal chip bergulir, kita sudah membeli mesin dengan spesifikasi yang bisa baca chip. Sejak 2014, pengadaan mesin ATM kita pilih mesin yang sudah bisa berlaku chip," terang Anggoro.
Adapun untuk perangkat EDC, kata Anggoro, perangkat-perangkat milik perseroan sudah bisa digunakan untuk membaca chip. Saat ini, BNI memiliki setidaknya 78.000 unit perangkat EDC.
"78.000 EDC sudah ready chip, tidak perlu upgrade. Kalau EDC tinggal di-inject aplikasinya," kata Anggoro.(kon/mel)