RENGAT(HR)-Sebagai bagian mengenang tragedi Rengat Berdarah 5 Januari 1949, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu menggelar yasinan dan doa bersama di kediaman Bupati Inhu, Jalan Ahmad Yani Rengat.
Yasinan dan doa bersama yang dipimpin Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Inhu Abdul Kadir tersebut, dihadiri anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pejabat di lingkungan Pemkab Inhu, tokoh masyarakat, anak yatim piatu serta anak Bupati Tulus Nini Turaiza dan Tuhilwi beserta cucu dan cicit.
Lantunan ayat-ayat suci Alquran beserta doa dipanjatkan seiring memohon kepada Allah SWT agar para pejuang korban peristiwa Rengat Berdarah 5 Januari 1949 mendapatkan tempat yang layak disisi-Nya.
Dalam sambutannya, Penjabat Bupati Inhu Kasiarudin, mengungkapkan kegiatan yasinan dan doa bersama ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tepat di malam sebelum peringatan tragedi Rengat Berdarah. "Selain mengenang para pejuang yang gugur pada peristiwa tersebut, diharapkan juga melalui kegiatan ini segala kebaikan akan kita peroleh demi meneruskan perjuangan dalam mengisi pembangunan di Kabupaten Inhu," ujarnya, Selasa (5/1).
Menurut Penjabat Bupati, peristiwa bersejarah ini telah tercatat dalam dokumen resmi sebagai bagian dari sejarah nasional perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Dimana pada saat itu Rengat menjadi salah satu wilayah yang menjadi sasaran kekejaman penjajah Belanda pada agresi militer kedua. Selain yasinan, sejumlah kegiatan digelar, diantaranya pelaksanaan upacara peringatan yang digelar di depan Tugu Agresi Rengat, tabur bunga di Sungai Indragiri serta ziarah ke Taman Makam Pahlawan Indra Bhakti, Pematang Reba. (adv/hms)