Medan (HR)-Sumatera Utara pada Desember 2015 mengalami inflasi cukup tinggi yakni mencapai 1,43 persen atau jauh di atas November yang masih sebesar 0,51 persen.
"Bahkan sangat jauh kalau dibandingkan posisi Okober 2015 yang masih bisa deflasi 0,23 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Senin (4/1).
Inflasi yang tinggi pada Desember 2015 itu dipicu terjadinya inflasi di semua kota di Sumut yakni Medan, Sibolga, Pematangsiantar, dan Padangsidempuan.
Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga yakni sebesar 2,12 persen, diikuti Pematangsiantar 1,78 persen, Padangsidempuan 1,43 persen, dan Medan 1,37 persen.
Inflasi di Sumut antara lain dipicu kenaikan harga kelompok bahan makanan hingga 5,25 persen.
Di Medan, misalnya inflasi dipicu kenaikan harga cabai merah 44,09 persen, bawang merah 39,69 persen, dan daging ayam ras naik 12,84 persen.
Dengan terjadinya inflasi pada Desember, maka inflasi Sumut secara kumulatif posisi Desember mencapai 3,24 persen atau naik dari posisi November yang masih 1,79 persen.
"Meski naik, tapi dibandingkan angka nasional yang sudah 3,35 persen, maka inflasi Sumut lebih rendah," katanya.
Angka inflasi Sumut pada 2015 itu juga jauh di bawah angka 2014 yang sebesar 8,17 persen.
Kepala BI Perwakilan Wilayah Sumut Difi A Johansyah mengatakan, BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut memang berupaya menekan inflasi 2015 jauh lebih rendah dari tahun 2013 dan 2014 yang sempat mencapai 10,18 persen dan 8,17 persen.
Tahun 2016, kata dia, inflasi Sumut diharapkan pada kisaran 4 plus minus 1 persen. (ant/pep)