PEKANBARU (HR)-Jelang momen pergantian Tahun Baru, sudah menjadi rutinitas dirayakan di luar rumah, seperti aksi turun ke jalan sambil menyambut Tahun Baru. Ini akan berdampak pada kemacetan jalan raya. Karena itu, harus segera diantisipasi.
Demikian diungkapkan pengamat lalu lintas dari Universitas Islam Riau, H Abdul Kudus Zaini kepada Haluan Riau, Senin (28/12). Menurutnya, pemerintah daerah harus bisa mengatasi dan mengurangi kemacetan lalu lintas, baik menjelang Tahun Baru maupun saat pergantian malam Tahun Baru. Karena, volume kendaraan saat malam Tahun Baru tidak sesuai lagi dengan kapasitas jalan yang digunakan.
“Pemerintah daerah harus bisa mencairkan titik titik mana yang bisa menyebabkan terjadinya kemacetan menjelang Tahun Baru. Jangan sampai malam Tahun Baru menimbulkan kemacetan di sana sini,” tegas Kudus.
Kudus yang juga Dekan FT UIR ini mengakui, hampir setiap tahun menjelang Tahun Baru, sering terjadi kemacetan lalu lintas. Disamping mengatasi masalah kemacetan menjelang Tahun Baru, Kudus juga memprediksikan akan terjadi lonjakan penumpang menjelang Tahun Baru, baik itu transportasi darat, laut dan udara. Namun lonjakan penumpang ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan lonjakan penumpang saat Natal dan libur panjang kemarin.
Lonjakan penumpang ini terjadi, kata Kudus, bertepatan dengan natal, liburan sekolah dan akhir tahun. Persoalan lonjankan penumpanag dampaknya paling parah terjadi pada transportasi darat dan udara.
Akibat lonjakan penumpang pada transportasi udara, bisa menimbulkan penundaan penerbangan . Begitu juga dengan transportasi darat akan menimbulkan kemacetan lalu lintas akibat volume kendaraan yang meningkat.
Contohnya Lintas Barat menuju Sumatera Barat, volume kendaraan akan meningkat karena banyak masyarakat yang berpergian ke Sumbar.
"Karena itu saya, ingatkan Dinas Perhubungan, Kepolisian, Dinas Bina Marga, harus mengatisipasi kemacetan lalu lintas baik akibat tanah lonsor, maupun peningkatan jumlah kendaraan. Ini harus diantisipasi,” kata Kudus. ***