BAGANSIAPIAPI(HR)-Dinas Kehutanan Kabupaten Rokan Hilir menggelar sosialisasi dengan kelompok tani penanam gaharu di Kecamatan Pujud. Kegiatan diikuti 27 kelompok tani dan di pusatkan di Aula Kantor Camat Pujud, belum lama ini.
Kepala Dinas Kehutanan Rohil, H Rahmatul Zamri, diwakili Kabid Produksi, Auzar, mengatakan, pihaknya sengaja menggelar sosialisasi tentang tanaman gaharu ini, dalam upaya mengubah mindset (pola pikir) masyarakat petani, yaitu dari petani tradisional menjadi petani modern.
Apalagi saat ini se Indonesia, luas tanaman gaharu, baik asli dari hutan maupun budidaya, hanya sekitar 1.200 hektare dan masih banyak peluang. "Contohnya Sumsel dan Kalbar dengan pedagang dari Daratan Cina, jumlah itu makin menurun karena banyak kayu gaharu yang diburu dan ditebang tanpa ditanam kembali," kata Auzar.
Dishut Rohil bertekad menjadikan masyarakat Rohil yang cerdas untuk melihat peluang. Bahkan setiap batang bisa menghasilkan Rp25 juta. "Makanya peserta ke depan juga akan dibawa fill trip ke Rokan Hulu (Rohul) yang sudah berhasil mengembangkan gaharu dibawah pembinaan Balai Penelitian dan Teknlogi," katanya.
Pemerintah berharap, para petani bisa lebih mengembangkan hasil produksinya dan mampu meningkatkan pendapatannya dengan menanam gaharu. "Kita harapkan para petani tidak hanya bergantung dari hasil karet atau sawit saja, sebab budidaya gaharu jika dikelola dan dirawat dengan baik, maka hasilnya jauh lebih menjanjikan. Dalam satu batang gaharu itu banyak sekali manfaat yang bisa diambil, seperti getahnya, gubal, abu dan kemedangan (kayu) nya, sehingga pantas harganya mahal,” Ungkap Auzar.
Dijelaskannya lagi, tanaman gaharu ini nilai jualnya sangat tinggi dan mudah dalam perawatannya, satu kilogram gaharu produksi Jambi harganya berkisar Rp10-15 juta per kg, kalau yang kualitas super harganya bisa mencapai Rp20-30 jutaan/kg. Hal ini karena manfaatnya yang cukup banyak dan mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi, serta mewah, berupa parfum, aromateraphy, sabun, body lotion, teh, minyak gaharu, kerajinan gaharu dan obat-obatan.
Selain itu, secara tradisional gaharu dijadikan dupa, pengharum tubuh dan ruangan, serta bahan kosmetik," ujar mantan Kabid Kependudukan Disdukcapil Rohil ini. itu.
Setelah dilakukan sosialisasi di aula kantor Camat, selanjutnya diadakan bimbingan teknis cara penyuntikan obat kedalam batang pohon gaharu yang dpandu oleh narasumber yang diundnag dari Pekanbaru.(adv/humas)