Padang (HR)- Universitas Andalas Padang akan meningkatkan Sumber Daya Manusia yang dimiliki melalui penguasaan Bahasa Inggris pada berbagai bidang.
"Unand akan meningkatkan SDM tidak hanya kualitas kemampuan sesuai bidang, namun juga penguasaan Bahasa Inggris agar lebih kompetitif," kata Rektor Unand, Prof Tafdil Husni, di Padang, Minggu (13/12).
Menurutnya, pada bidangnya masing-masing baik dosen, pegawai dan mahasiswa memiliki potensi berdaya saing tinggi. Namun dalam hal potensi komunikasi internasional baru belasan persen. Hal inilah yang akan ditingkatkan oleh Unand beberapa tahun ke depan.
"Bagi pegawai , Unand membuka kesempatan untuk berlatih percakapan Bahasa Inggris setiap minggunya," kata dia.
Menurut dia, ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi internasional dalam pelayanan, terutama terhadap tamu dari luar negeri yang berkunjung ke Unand. Mengingat ke depan ada kemungkinan intensitas warga asing datang ke Unand akan meningkat.
"Kemudian untuk mahasiswa, Unand akan membuat kelas berbahasa Inggris atau internasional pada semua Fakultas dan Diploma," katanya.
Saat ini baru beberapa program studi yang telah memiliki kelas bahasa asing. Ke depan program studi perwakilan Fakultas akan dibuka kelas Bahasa Inggris, imbuhnya.
Implikasi dari pembukaan kelas Bahasa Inggris ini dapat mengatrol kedudukan Unand di dunia internasional, ucapnya.
"Dalam upaya ini juga Unand akan mendorong dosen menulis dan menghasilkan jurnal penelitian internasional sebanyak-banyaknya," kata dia.
Dengan segala upaya tersebut diharapkan pada beberapa tahun mendatang Unand sudah bisa sejajar dengan UI, IPB atau UGM yang penguasaan Bahasa Inggris SDMnya telah di atas rata-rata.
Terlebih lagi, katanya, pentingnya bahasa internasional ini sejalan dengan akan berlangsungnya era perdagangan bebas asia dan dunia. Dimana akan dimulai dengan peresmian Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 31 Desember 2015 mendatang.
Sementara itu, mahasiswa Pascasarjana Unand, Anita mengapresiasi langkah rektor untuk memperkuat bahasa Inggris tersebut.
Meskipun begitu, menurutnya, penguasaan bahasa lokal dan nasional tetap diutamakan sebagai benteng terakhir dari integrasi masyarakat tersebut. (ant/ivi)