Pekanbaru (HR)-Pemerintah Pusat berencana menurunkan suku bungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 12 persen menjadi 9 persen. Irma Hafidah Rachman yang masih mejabat Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Riau dan juga Ketua Badan Koordinasi Organiasi Wanita Riau yang baru dilantik, Jumat (11/12) menegaskan, sangat mendukung hal ini.
Dikatakan Irma, sebenarnya IWAPI Riau sudah meneriakkan agar suku bunga KUR ini turun. Karena suku bunga KUR saat ini masih terlalu tinggi.
"Kami sudah teriak agar suku bunga KUR diturunkan. IWAPI Riau menilai suku bunga 12 persen per tahun masih terlalu tinggi di saat kondisi ekonomi masyarakat turun ini," tegas Irma Hafidah Rachman usai dilantik sebagai Ketua BKOW Riau periode 2015-2020 mendatang di Hotel Pangeran Pekanbaru, Jumat (11/12).
Ia menambahkan, meski mulai Juli tahun 2015 lalu pemerintah telah menurunkan tingkat suku bunga KUR dari 22 persen per tahun menjadi 12 persen, tapi penurunan tersebut masih jauh dari harapan. IWAPI Riau menilai, tersendat penyaluran KUR tahun ini dari Rp30 triliun dengan rincian kredit mikro sebesar Rp20 triliun, kredit ritel Rp9 triliun dan kredit untuk tenaga kerja Indonesia Rp1 triliun.
Realisasi penyaluran KUR tercatat hingga tanggal 17 November 2015 lalu baru mencapai Rp11,7 triliun atau setara 39 persen dari target Rp30 triliun yang ditetapkan dan pemerintah optimistis realisasi penyaluran bisa mencapai 83 persen atau sekitar Rp25 triliun.
"Kredit usaha rakyat, kan harus berpihak ke rakyat. Selama ini dari tingkat suku bunga tidak berpihak ke masyarakat. Itu yang jadi masalah dan saya selalu sampaikan dalam," katanya.
Peluang Bagi UMKM Riau
Turunnya suku bunga menjadi 9 persen, menurut Irma, setidaknya merupakan peluang bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Riau menjadi terbuka lebar dalam mengembangkan usaha.
"Khususnya ibu rumah tangga untuk mengembangkan industri rumah atau kalangan mahasiswa yang ingin terlibat langsung membangun usaha pemula," sebutnya.
Data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Riau tahun 2014 lalu, terdapat 534.504 jumlah total pelaku UMKM dan bergerak pada sembilan sektor seperti pertanian 272.061 unit, pertambangan dan penggalian 1.330 unit serta industri pengolahan 19.745 unit.
Kemudian listrik, gas dan air bersih 780 unit, konstruksi 3.453 unit, perdagangan, hotel dan restoran 174.381 unit, angkutan dan komunikasi 18.942 unit, keuangan dan sewa 7.408 unit serta jasa-jasa 36.404 unit.
"IWAPI yakin dengan suku bunga KUR diturunkan, maka akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan UMKM di Riau," ucapnya.
Kementerian Koperasi dan UMKM sebelumnya menjanjikan akan terus berkomitmen memajukan ekonomi terutama sektor UKM dengan salah satu langkah yang dilakukan menurunkan suku bunga KUR tahun 2016 menjadi 9 persen per tahun.
"Saat ini suku bunga KUR yang ditetapkan pemerintah sebesar 12 persen dari sebelumnya 22 persen dan mulai tahun depan kita akan turunkan lagi menjadi 9 persen," kata Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Puspayoga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut penyaluran KUR yang ditargetkan Rp30 triliun tahun ini sulit untuk tercapai.
"Dengan pengalaman yang sudah dicoba dan didorong seluruh kemampuan yang ada, saat ini kami perkirakan sampai akhir tahun ini realisasinya hanya akan mencapai Rp19 triliun. Jadi tersisa hampir Rp11 triliun," katanya.***